Intisari-Online.com -Angka penyandang austisme di Amerika Serikat meningkat drastis. Angka peningkatannya mencapai 30% dari tahun 2012. Berdasar data statistik paling mutakhir menyebut, 1 dari 68 anak usia delapan tahun di Negeri Paman Sam itu, menyandang autisme. Secara lebih umum lagi, terdapat 1,2 juta anak di bawah usia 21 tahun yang memiliki masalah dengan perkembangan mental.
Bagi sebagian keluarga, hidup dengan anak penyandang autisme adalah tantangan tersendiri. Erin O’Loughlin, yang anaknya, Marcus O’Loughlin, 8, adalah penyandang autisme, merasakan betul tantangan tersebut. O’Loughlin menyebut hubungannya dengan Marcus seumpama petualangan.
“Awalnya Anda merasa memiliki harapan, mimpi, dan ekspektasi terhadap anak Anda, lalu tiba-tiba harapan itu seolah hilang. Tapi itu tidak lantas menghentikan Anda untuk terus menaruh mimpi (kepada anak Anda),” ujar O’Loughlin seperti ditulis TIME.
O’Loughlin beserta suami dan kedua anaknya yang lain sampai saat ini belum pernah berkomunikasi secara verbal dengan Marcus. Saban harinya, Marcus hanya bisa meracau, menangis dan menjerit. Meski demikian, dukungan selalu datang dari keluarga. Mulai dari menyikat gigi sampai mengenakan pakaian, dan juga makan.
O’Loughlin sering kali menyuruh kedua anaknya yang lain untuk meninggalkan aktivitas mereka diluar dan pulang menemani Marcus. “Marcus kesulitan menangai banyak hal, dan kedua saudaranya akan dengan sabar membantu Marcus memenuhi kebutuhannya.”
Mengenai angka penyandang austisme yang kian membesar, O’Loughlin menyebut pemerintah abai dengan isu ini. Tidak hanya sekadar mengkritisi, O’Loughlin menginisiasi sebuah klinik penanganan anak-anak penyandang austisme di North Carolina. (TIME)