Intisari-Online.com - Rain harvesting alias memanen air hujan merupakan salah satu cara memanfaatkan air hujan. Meski demikian, memanen air hujan tidak bisa dilakukan secara sembarangan; ada beberapa elemen yang kudu diketahui oleh si pemanen air hujan.
Setidaknya ada tiga elemen pemanen air hujan yang perlu kita ketahui, seperti ditulis di Intisari, Februari 2015:
Catchment. Area penangkapanair hujan ini bisa dimasukkan dalam konstruksi permukaan tempat penangkapan air hujan. Area ini yang kemudian ikut mempengaruhi efisiensi dan pengumpulan air hujan. Bahan-bahan penyusunnya haruslah tidak beracun, apalagi mengandung bahan-bahan yang bisa menurunkan kualitas air hujan. Bahan-bahan yang bisa menggunakan bahan-bahan antikarat, misalnya, alumunium, besi galvanis, beton, fiberglass shingless, dsb.
Delivery system alias sistem pengaliran air hujan. Biasanya terdiri atas saluran pengumpul, atau pipa yang mengalirkan air hujan yang turun dari atap ke tangki penyimpanan melalui pipa atau talang. Agar mampu mengalirkan air hujan semaksimal mungkin, saluran pengumpul atau pipa dibuat dengan ukuran, kemiringan, serta disesuaikan dengan kebutuhan.
Storage reservoir. Tempat penyimpanan atau penampungan air hujan ini bisa berwujud tangki alami seperti kolam atau dam, maupun tangki buatan seperti tong atau bak. Dalam storage reservoir, kita juga bisa membuat filter sendiri yang bertujuan untuk menyaring sampah (daun, plastik, dll) yang mungkin ikut terbawa air hujan. Dalam kondisi tertentu, filter harus bisa dilepas dengan mudah dan dibersihkandari sampah.
Ada juga beberapa elemen pendukung yang sifatnya melengkapi saja. Komponen pendukung ini bisa berupa pompa air untuk memompa air dari bak atau kolam penampung air hujan.
Demikian empat elemen saat kita hendak melakukan rain harvesting alias memanen air hujan.