Intisari-Online.com - Dengan membuat tagar #boicottbali secara tidak langsung berarti warga Australia mengabaikan Pulau Wisata Dunia. Di Indonesia, untuk urusan wisata, hingga saat ini belum ada provinsi yang mampu mengalahkan Bali. Tak hanya alamnya yang indah, infrastruktur dan fasilitas pendukung pariwisata di Bali, juga sangat menunjang.
Orang Bali juga sangat terbuka menerima kehadiran wisatawan yang berbeda dalam aspek budaya.
Bali bisa jadi menjadi satu-satunya pulau wisata dunia di Indonesia. Betapa tidak, setiap hari pulau seluas 5.632,86 km2 ini selalu disibukkan oleh kedatangan ribuan wisatawan mancanegara, di samping wisatawan domestik.
Data dari Bali Tourism Board memperlihatkan, pada semester pertama tahun 2010 setiap bulannya 169.000 - 220.000 wisatawan berdatangan ke Pulau Bali. Mereka datang dari semua benua di Bumi ini, Australia, Eropa, Asia, Amerika, dan Afrika. Dilihat dari negara asal, mereka kebanyakan berasal dari Australia, Jepang, Republik Rakyat Cina, Korea Selatan, Taiwan, Malaysia, Rusia, Inggris, Belkita, dan Amerika Serikat.
Mereka menginjakkan kaki di Pulau Bali melalui beberapa pintu masuk. Yang utama sudah tentu Bandara Internasional Ngurah Rai. Pintu masuk lainnya, Pelabuhan Tanjung Benoa, Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk, dan Pelabuhan Penyeberangan Padang Bai. Juga Pelabuhan Labuan Amuk.
Hampir di setiap sudut Pulau Bali telah menjadi kawasan atau objek wisata yang dapat mereka kunjungi. Atraksinya pun tak hanya berbasis kekayaan alam, melainkan juga kehidupan sehari-hari, kehidupan berkesenian, hingga kehidupan keagamaan orang Bali.
Di Bali utara misalnya, ada Pantai Lovina, Air Terjun Gitgit, Danau Buyan, Kebun Raya Bali, dan Kintamani. Di Bali timur ada objek wisata Pura Besakih, Pura Goa Lawah, Desa Adat Tenganan, Candi Dasa, dan Sungai Telaga Waja. Di Bali selatan, ada Pura Tanah Lot, Pura Taman Ayun, Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, dan pantai-pantai yang bertebaran di ujung selatan Pulau Bali. Di Bali tengah, ada kawasan dan objek wisata Ubud, Desa Jatiluwih, Pura Tirta Empul, Tampak Siring, dan Goa Gajah. Sementara di Bali barat ada Taman Nasional Bali Barat.
Citra positif Bali sebagai daerah tujuan wisata dunia juga berkat kondisi keamanan yang terjaga, keterbukaan sekitar 3,2 juta orang Bali dalam menerima tamu, kondisi infrastruktur jalan dan komunikasi yang baik, serta fasilitas pendukung pariwisata yang lengkap.
Tingkat kriminalitas dan pencurian di Bali yang boleh dibilang rendah membuat wisatawan merasa aman selama berada di Bali, siang maupun malam. Masyarakat Bali juga menerima setiap tamu asing dengan tangan terbuka dan tidak membatasi ruang gerak wisatawan. Jalan-jalan di Bali semuanya dalam kondisi mulus, bahkan hingga jalan ke pedesaan.
Fasilitas pendukung pariwisata Bali juga tersedia amat lengkap. Dari hotel, restoran, hingga sarana transportasi, tersedia dalam jumlah cukup. Hotel hotel di Bali, dari kelas melati hingga berbintang lima, selalu siap menerima wisatawan yang hendak bermalam dengan layanan yang baik dan keramahan khas Bali. Bahkan tak sedikit orang Bali membuka pintu rumahnya bagi wisatawan untuk menginap. Restoran asing untuk wisatawan berkebangsaan tertentu pun tersedia. Rumah makan Indonesia atau daerah juga sangat mudah ditemukan. Beragam sarana transportasi tersedia pula untuk wisatawan, dari angkot, bus, taksi, hingga mobil dan sepeda motor sewaan.
Rasanya tak ada alasan lagi bagi penduduk dunia untuk tidak menjadikan Bali sebagai pulau wisata dunia. Apalagi Kita, warga Indonesia. Rahajeng Rawuh. (Where To Go Bali)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR