Intisari-Online.com -Berdasarkan pengalaman empiris, urine menunjukkan khasiat menyembuhkan berbagai penyakit, dari penyakit sepele macam kurap hingga penyakit serius macam jantung koroner, stroke, dan kanker. Begitu luasnya cakupan penyakit yang bisa disembuhkan, sampai ada orang yang menyebut "pipis" sebagai "air kehidupan". Urine juga memberi efek kekebalan.
Kita mengenal antibodi, antigen, dan alergen, yang semuanya merupakan komponen dari urine. Keberadaannya bisa menstimulasi pembentukan antibodi humoral (IgE dan IgA) serta seluler (T-Cells). Urine juga bisa memberi efek bakterisida dan virusida. Senyawa urea, amoniak, dan garam dalam urine, berperan utama dalam melawan virus dan kuman. Juga mencegah infeksi dan mengusir lalat pada luka.
Urine untuk terapi garam. Peranan urine seperti pada terapi garam, dapat dilihat pada peyoga. Mereka menggunakan larutan garam untuk membersihkan tubuh dari dalam dan menyembuhkan asma, maag, gangguan pencernaan, dan sembelit.
Larutan garam juga bisa mengencerkan dan melarutkan endapan lendir. Karenanya, larutan macam ini biasa digunakan sebagai bahan OBH. Bahkan, larutan garam (dalam urine) dapat memperlancar metabolisme, menyingkirkan kelebihan gula darah, dan mengeluarkan racun dari cairan dan jaringan tubuh.
Urine juga memberi efek Tanpa tambahan minum air, jika kita minum urine kita sendiri, volume urine kita yang keluar berikutnya akan bertambah. Ini terbukti pada dua orang Taiwan yang terkubur reruntuhan bangunan akibat gempa. Keduanya mampu bertahan selama dua hari hanya dengan minum air kencingnya sendiri.
Cairan urine menstimulasi ginjal, meningkatkan produksi air seni, dan membersihkan ginjal. Dengan dipercepatnya sirkulasi darah, pada penderita rematik atau kelebihan asam urat, seolah-olah terjadi penggelontoran asam urat. Dengan demikian endapan asam urat pada penderita gout akan terkuras.
Menurut Iwan, beberapa hepotesis di atas lebih bersifat mekanistik. Sementara pada teori transmutasi bersifat holistik. Dalam teori ini pikiran dan tubuh merupakan satu kesatuan dan didasarkan pada sifat dinamika energi. Di sini urine dianggap sebagai gambar hologram. Biofeedback-nya tak ubahnya sebuah laporan pemeriksaan laboratorium saat kita memeriksakan darah atau kencing. Begitu urine diminum, badan kita secara computerized mengetahui letak kesalahan dalam tubuh.
Setelah tubuh diberi tahu, tubuh langsung mengubah zat yang bermacam-macam tadi menjadi zat yang dibutuhkan organ. Dengan demikian urine yang diminum kembali diubah sedemikian rupa agar dapat mengoreksi dan memulihkan keseimbangan fisiologis.Urine juga memberi efek psikologis. Dalam kedokteran, plasebo pun, air biasa, sudah bisa rnenyembuhkan, tapi cuma 30%. Kencing bukan plasebo karena ada "isi"-nya. Yang penting kita memiliki modal keberanian. Menurut sekolah yoga, kalau kita sudah bisa menaklukkan ketakutan minum air kencing sendiri, secara mental, spiritual, dan fisik kita sudah menang. "Terapi urine adalah penyembuhan secara mekanistik dan holistik pada tingkat energi.
Berbeda dengan obat. Kalau sakit batuk, kita akan mencari obat batuk. Penyakit lain tidak terobati. Kalau minum kencing tidak begitu. Yang lain juga diobati. Bukan cuma batuknya, tetapi rematiknya, kencing manisnya, semuanya diobati sampai bersih dan sembuh. Jadi, secara finansial tidak keluar duit. Juga, tidak ada keracunan. Saya tanggung! Di sini hebatnya," tegas Iwan.Artikel ini pernah ditulis di Intisari edisi Juni 2000 dengan judul "Minum Urine Usir Penyakit".