Ditemukan Ikan Predator Baru yang Mampu Bertahan di Laut yang Dalam

Arnaldi Nasrum

Editor

Ditemukan Ikan Predator Baru yang Mampu Bertahan di Laut yang Dalam
Ditemukan Ikan Predator Baru yang Mampu Bertahan di Laut yang Dalam

Intisari-Online.com - Tim peneliti yang melakukan tugasnya di Pantai California berhasil menemukan seekor ikan berdarah panas sempurna dengan ukuran raksasa. Namanya Opah atau sering disebut Ikan Bulan (moonfish). Opah memiliki kemampuan menyalurkan darah panas ke seluruh tubuhnya. Alhasil, Opah menjadi ikan predator yang mampu bertahan di laut yang dalam dengan suhu yang sangat dingin.

Badan Opah berwarna merah dengan bintik-bintik putih dan siripnya yang berwarna merah terang. Beratnya mencapai 200 pound (90 kg) atau seukuran ban mobil dengan bentuk tubuh oval. Opah menghabiskan sebagian besar waktunya di kedalaman 165 hinga 1,300 kaki (50-400 meter), untuk berburu ikan dan cumi-cumi.

Tuna dan hiu juga dikenal sebagai predator berdarah dingin. Bedanya, mereka mampu menghangatkan bagian tubuhnya di daerah tertentu saja seperti otot berenang, otak dan mata untuk mencari makan. Selain itu, Tuna dan Hiu juga harus kembali ke permukaan dalam selang waktu tertentu untuk melindungi organ-organ vital mereka seperti jantung dari efek suhu dingin. Opah mampu menghasilkan panas dengan mengepakkan sayapnya secara konstan melalui sirip di bagian dada, dengan keadaan suhu rata-rata sekitar 7 hingga 9 derajat Fahrenheit (4-5 derajat Celsius). Opah memang memiliki struktur tubuh yang unik untuk mencegah panas tubuhnya hilang karena faktor lingkungan. Seperti diketahui hewan berdarah panas seperti burung dan mamalia yang dikenal sebagai endotermik menghasilkan panas mereka sendiri dan mempertahankan suhu badannya dari lingkungan. Ini berbeda dengan hewan berdarah dingin yang dikenal sebagai ektotermik seperti amfibi, reptil, invertebrata dan ikan pada umumnya.

“Dengan sebagian besar bentuk tubuhnya yang menyerupai hewan endotermik, Opah tidak perlu kembali ke permukaan air untuk menghangatkan badannya dan karena itu, ia bisa tetap berada di kedalaman dan mendekati sumber makanannya,” ungkap Nicholas Wegner, ahli biologi perikanan dari Badan Nasional Perikanan dan Kelautan AS. “Alam memiliki cara sendiri untuk mengejutkan kami dimana tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Memang sulit untuk tetap hangat ketika Anda berada di dalam air yang dingin tapi opah telah menemukan jawabannya,” tambahnya. (dailymail.co.uk)

Intisari-Online.com - Tim peneliti yang melakukan tugasnya di Pantai California berhasil menemukan seekor ikan berdarah panas sempurna dengan ukuran raksasa. Namanya Opah atau sering disebut Ikan Bulan (moonfish). Opah memiliki kemampuan menyalurkan darah panas ke seluruh tubuhnya. Alhasil, Opah menjadi predator yang kuat di laut dalam dengan suhu yang sangat dingin.

Badan Opah berwarna merah dengan bintik-bintik putih dan siripnya yang berwarna merah terang. Beratnya mencapai 200 pound (90 kg) atau seukuran ban mobil dengan bentuk tubuh oval. Opah menghabiskan sebagian besar waktunya di kedalaman 165 hinga 1,300 kaki (50-400 meter), untuk berburu ikan dan cumi-cumi.

Tuna dan hiu juga dikenal sebagai predator berdarah dingin. Bedanya, mereka mampu menghangatkan bagian tubuhnya di daerah tertentu saja seperti otot berenang, otak dan mata untuk mencari makan. Selain itu, Tuna dan Hiu juga harus kembali ke permukaan dalam selang waktu tertentu untuk melindungi organ-organ vital mereka seperti jantung dari efek suhu dingin. Opah mampu menghasilkan panas dengan mengepakkan sayapnya secara konstan melalui sirip di bagian dada, dengan keadaan suhu rata-rata sekitar 7 hingga 9 derajat Fahrenheit (4-5 derajat Celsius). Opah memang memiliki struktur tubuh yang unik untuk mencegah panas tubuhnya hilang karena faktor lingkungan. Seperti diketahui hewan berdarah panas seperti burung dan mamalia yang dikenal sebagai endotermik menghasilkan panas mereka sendiri dan mempertahankan suhu badannya dari lingkungan. Ini berbeda dengan hewan berdarah dingin yang dikenal sebagai ektotermik seperti amfibi, reptil, invertebrata dan ikan pada umumnya.

“Dengan sebagian besar bentuk tubuhnya yang menyerupai hewan endotermik, Opah tidak perlu kembali ke permukaan air untuk menghangatkan badannya dan karena itu, ia bisa tetap berada di kedalaman dan mendekati sumber makanannya,” ungkap Nicholas Wegner, ahli biologi perikanan dari Badan Nasional Perikanan dan Kelautan AS. “Alam memiliki cara sendiri untuk mengejutkan kami dimana tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Memang sulit untuk tetap hangat ketika Anda berada di dalam air yang dingin tapi opah telah menemukan jawabannya,” tambahnya. (dailymail.co.uk)