Sepertinya sedang musim durian ya. Di sepanjang jalan raya Bogor-Jakarta saya lihat banyak penjual durian di pinggir jalan. Dari yang dijual seharga Rp 5.000,- sampai Rp 50.000,- begitu tulisan yang terpampang di depan penjualnya. Rata-rata tertulis bahwa durian yang dijual adalah durian yang masak pohon.
Benar, durian masak pohon umumnya pasti enak. Namun bagaimana mengetahui ciri-cirinya? Bila kulitnya bergelombang, pertanda daging buah tebal. Durian masak pohon biasanya mengeluarkan suara bergema bila dipukul-pukul dengan gagang pisau atau dijentik dengan jari. Selain itu, duri-durinya renggang dan tampuk buahnya tak berkerut, sementara tangkainya kelihatan menguning. Aroma harum khas durian sangat tajam.
Sebaliknya, durian yang belum masak "suaranya" berat ketika dipukul-pukul. Duri-durinya rapat, dan tangkainya cokelat kelabu. Aroma khasnya tidak tercium. Buah ini perlu diperam dulu beberapa hari hingga aromanya keluar.
Untuk membedakan keduanya, bisa dengan meraba durinya. Kalau terasa tajam tetapi lunak, berarti durian masak pohon. Sementara duian peraman durinya tidak begitu tajam tetapi keras. Warna kulit durian masak pohon biasanya terang, sedangkan yang peraman cenderung buram.
Bagi maniak durian, paling enak memang durian jatuhan. Ciri-cirinya mirip durian masak pohon. Hanya saja patahan tangkainya persis di bagian ruas, dan bekas patahannya jelas terlihat. Sayangnya, durian jatuhan hanya tahan disimpan selama 2 - 3 hari, kemudian kulitnya mulai merekah.
Kalau membeli durian, sebaiknya jangan yang dijual ikatan (beberapa buah disatukan). Biasanya, hanya satu atau dua buah yang bagus. Hati-hati memilih durian tumpukan yang menggunung, karena banyak yang muda. Sebaiknya, hindari durian yang sudah merekah, kemungkinan besar isinya sudah rusak.
Bagi para penggemarnya, baik rasa maupun aroma durian tentu tidak menjadi masalah. Tapi bagaimana dengan orang lain? Bau dan aroma durian yang menusuk ini memang amat mengganggu. Bahkan bisa menjadi cemooh orang lain kalau kita harus membawa durian ini dalam mobil, terlebih kendaraan umum.
Seorang peneliti holtikultura menemukan cara pengemasan yang jitu. Selain baunya tidak tercium, cara pengemasannya dapat mempertahankan kesegaran durian selama tiga hari tiga malam.
Caranya? Pilih durian yang bermutu bagus. Siapkan arang kayu nangka yang ditumbuk halus (200 g bubuk arang per buah). Bubuk arang berfungsi sebagai absorben, karena permukaan molekulnya mampu menyerap senyawa belerang yang bersifat gas dan menguap.
Selanjutnya, bubuk arang ditaburkan pada bagian dalam sabut kelapa yang sudah dibasahi air. Sabut kelapa pun dibungkus kain flanel. Ia siap dibalutkan di sekeliling buah durian sampai betul-betul rapat, lalu diikat kuat-kuat.
Durian yang sudah terbungkus rapat itu dimasukkan ke dalam kantung kertas minyak. Dibungkus lagi dengan kantung kertas semen dan terakhir dibungkus kantung plastik serta direkat menggunakan perekat plastik. Bungkusan durian dimasukkan dalam peti kayu dan siap dikirim ke tempat tujuan.