Tak Perlu Membuat Gula Jadi Musuh

K. Tatik Wardayati

Editor

Tak Perlu Membuat Gula Jadi Musuh
Tak Perlu Membuat Gula Jadi Musuh

Gula merupakan pemberi rasa manis dalam makanan dan minuman. Gula sebenarnya adalah karbohidrat sederhana yang diperlukan tubuh dalam memberikan energi. Satu gram gula menyumbangkan kalori sebesar 4 kalori atau 20 kalori setiap satu sendok teh. Selama dikonsumsi secara tidak berlebihan, gula tidak berbahaya bagi kesehatan.

Ahli giziMarudut, BSc, MPS dalam presentasinya pada konferensi pers “Cermati Asupan Gula Tambahan Berlebih pada Susu Anak”, menyebutkan bahwa gula merupakan zat gizi juga yaitu karbohidrat sederhana yang diperlukan tubuh manusia sebagai sumber energi. Sebagai karbohidrat sederhana, gula dapat cepat dimetabolisme tubuh untuk menghasilkan energi dibandingkan sumber karbohidrat lainnya.

Jenis-jenis gula yang sudah dikenal masyarakat antara lain:

  • Gula pasir
  • Gula merah/gula jawa
  • Biang gula
  • Pemanis buatan; gula ini dipakai untuk penderita penyakit tertentu.
Sementara, 2 jenis gula dalam makanan yaitu:

Gula alami, merupakan gula yang komponen penyusun pangan/makanan secara alamiah, umumnya gula ini dikonsumsi tiap hari dalam jumlah terbatas. Contohnya yaitu:

  • gula dalam tebu disebut sukrosa,
  • gula dalam buah disebut fruktosa,
  • gula dalam susu disebut laktosa
Gula tambahan, dikenal dengan istilah “added sugar”, WHO menggunakan istilah “free sugar” (bukan “sugar free” lo), merupakan gula yang diperoleh dari bahan makanan dan melalui proses kimiawi atau jenis gula yang ditambahkan dalam proses pembuatan suatu produk makanan. Contoh gula tambahan, misalnya:

  • gula pasir yang ditambahkan dalam pembuatan sirup
  • gula pasir yang ditambahkan dalam pembuatan jus buah
  • gula pasir yang ditambahkan dalam pembuatan tepung susu
Berbagai macam “Added Sugar” dalam pangan yang beredar di pasaran yang sebaiknya kita tahu, antara lain:

Maltodextrin

  • berupa bubuk putih
  • rasa sedikit manis dan tidak berbau
  • diproduksi dari jagung (USA), gandum (Eropa) dan juga dari beras dan kentang
  • digunakan dalam minuman soda, permen
Dextrosa

  • diproduksi dari pati, biasanya dari jagung
  • merupakan nama komersial dari kristal glukosa
  • penggunaan sebagai filler
Corn Syrup

  • mengandung dextrosa (glukosa): 20 – 98%
  • penggunaan: salad dressing, saos tomat, jus buah, es krim
Fructose Corn Syrup

  • ada yang ditambahkan fruktosa 43-55% sehingga kandungan fruktosa menjadi 95%
  • mengandung glukosa dan fruktosa (55%)
Isomaltulose

  • nama dagang Palatinose
  • secara alamiah merupakan komponen madu dan gula tebu
  • diabsorpsi secara sempurna dalam usus halus sebagai glukosa dan fruktosa
  • secara sempurna dicerna dan menghasilkan energi 4kkal/g
  • memiliki indeks glikemik rendah
Gula Alkohol

  • diperoleh melalui hydrogenasi mono, di atau polisakarida
  • energi yang dihasilkan 1,0 – 2,5 kkal/g karena diserap lambat dan tidak lengkap di dalam usus, menyebabkan fermentasi oleh mikroflora usus
  • asupan >10 – 20g/hari dapat menyebabkan flatulensi, diare dan gangguan saluran pencernaan
Mengikuti Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) sebaiknya konsumsi gula sebesar 5% dari total energi. Untuk mencapai hidup sehat, tentunya kita perlu membatasi konsumsi gula tambahan ini. Meskipun gula bisa memberikan energi instan, tapi kita tetap perlu berhati-hati karena bila energi tidak dibakar, tubuh akan mengubah gula ini menjadi lemak. Nah, kalau ini sampai terjadi, lemak yang menumpuk dalam tubuh akan mengakibatkan kegemukan atau obesitas. Dan bila demikian, risiko terkena berbagai penyakit pun semakin tinggi.

Maka bijaklah dalam mengonsumsinya.