Pilih Playgroup Sesuai Kebutuhan

Agus Surono

Editor

Pilih Playgroup Sesuai Kebutuhan
Pilih Playgroup Sesuai Kebutuhan

Intisari-Online.com - Saat ini, beberapa orangtua sudah sibuk mempersiapkan anak mereka untuk mencari sekolah. Mulai dari kelompok bermain (play group) sampai jenjang sekolah menengah. Beberapa sekolah sudah membuka pendaftaran itu.

Dalam beberapa tahun terakhir ini berbagai kelompok bermain tumbuh bak jamur di musim hujan. Mana yang cocok untuk kondisi Indonesia? Tak perlu bingung. Yang perlu Anda lakukan hanyalah: perhatikan beberapa faktor berikut ketika memilih.

  1. Pilih playgroup yang visi dan misinya sesuai dengan kebutuhan Anda.Yang pertama adalah tentukan tujuan Anda terlebih dahulu. Setiap playgroup memiliki visi dan yang bisa berbeda satu sama lain. Sebagian playgroup menekankan aspek bahasa. Playgroup lainnya menonjolkan kreativitas dan kemandirian. Sebagian lagi menitikberatkan seni. Sebagian yang lain memfokuskan pada perkembangan motorik.

  2. Jangan jadikan gengsi sebagai pertimbangan..Anak-anak punya banyak keinginan. Tapi sebagai orangtua, Anda perlu menilai kemampuannya. Jangan hanya karena dia merengek, "Ma, Ma, aku ikut balet ya," lantas Anda memasukkannya ke kelas balet.

    Jangan hanya karena alasan gengsi lantas Anda memasukkan buah hati ke playgroup bilingual. Program bilingual kurang bermakna baginya jika kemudian tidak dilanjutkan di TK atau SD bilingual. Menurut Wining Rohani, psikolog pendidikan anak, dalam batas tertentu si kecil bisa mengalami kebingungan jika dalam percakapan sehari-hari bahasa itu tidak pernah digunakan. "Harus ada kesinambungan antara stimulasi yang didapat di kelas dan di rumah,” terangnya.

  3. Pastikan si Cimut mendapat perhatian secara personal di kelas..Salah satu faktor penting yang mempengaruhi perkembangan siswa playgroup adalah rasio antara guru dan siswa. Anak-anak lebih membutuhkan perhatian karena mereka belum sepenuhnya bisa mengelola diri. Semakin banyak jumlah siswa per kelas, semakin berkurang perhatian guru terhadap si Cimut. Akibatnya, guru tidak bisa membimbing secara pribadi. Padahal itulah yang Cimut butuhkan, apalagi jika dia mempunyai masalah perkembangan, seperti lambat bicara.

    Menurut Metia Alfazuna, Koordinator Pembimbing Sanggar Kreativitas Bobo (SKB), semakin belia umur anak, semakin banyak tenaga yang diperlukan. Sebagai contoh, untuk anak usia 3 - 4 tahun, 1 guru bisa menangani 10 siswa tanpa masalah berarti. Sementara untuk anak-anak usia 2 tahun, 1 orang guru mungkin akan kewalahan jika harus menangani lebih dari 7 siswa.

  4. Pastikan si Cimut merasa enjoy.Pilihlah playgroup yang lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah. Anak-anak sangat mudah mengalami perubahan mood. Jika sebelum tiba di kelas, ia sudah berpeluh dan capek karena melewati jalanan yang macet, maka ia akan mudah uring-uringan, gampang nangis, dan minta ditungguin terus.

    Menurut V. Etty Rusiwiani, Pimpinan SKB, usia playgroup adalah usia bermain. Anda tidak perlu memaksakan berbagai kegiatan kelas kepadanya. Meskipun semua konsepnya bermain, tapi anak-anak juga bisa merasa capek. Ada saatnya nanti anak masuk sekolah formal.

    Anda juga tidak perlu memaksakan anak untuk mengikuti kelas di atas kemampuannya.

  5. Coba dulu, baru beli!.Agar orangtua tidak "membeli playgroup dalam karung" Metia menyarankan orangtua minta supaya anaknya diperkenankan mengikuti kelas percobaan untuk mengetahui bagaimana responnya. Dengan begitu, Anda tidak hanya berpegang pada iklan atau pengakuan tutur-tinular, tetapi bisa menilai langsung bagaimana metode pendidikan yang diterapkan di kelas.

    Ini merupakan hak setiap orangtua. Biasanya penyelenggara playgroup mengizinkan. Bahkan beberapa playgroup tertentu menyediakan kelas khusus yang memang dibuka tiap bulan tertentu untuk kelas percobaan secara gratis.

    Sebagai orangtua, Anda tidak perlu malu untuk bertanya dan melihat-lihat. Ajak anak untuk jalan-jalan, lalu cari yang terbaik. Masing-masing playgroup punya kelebihan dan kekurangan.

Selamat memilah dan memilih. (Kumpulan Artikel Psikologi Anak 3)