Selingkuh Bikin Penis Patah

Agus Surono

Editor

Selingkuh Bikin Penis Patah
Selingkuh Bikin Penis Patah

Intisari-Online.com - Selingkuh tidak hanya membuat patah hati, tapi juga patah penis. Begitulah kesimpulan sebuah penelitian baru-baru ini.

"Selingkuh, dan hubungan seks yang dilakukan di lingkungan yang tak biasa, boleh jadi meningkatkan risiko patah penis," ujar Dr. Andrew Kramer, peneliti dan urolog di Pusat Medis, UniversitascMaryland, AS. Responden lelaki yang mengalami penis patah itu umumnya melakukan hubungan seks di tempat yang tak umum, termasuk di toilet atau di tempat kerja. Sebagian besar mereka melakukan itu bukan dengan pasangan resmi mereka.

(Kenali Tanda-Tanda Kelainan Penis Anak)

Patah penis merupakan luka yang terjadi saat penis ereksi. Sebenarnya tidak ada tulang di penis. Jadi, patah di sini merujuk ke robeknya atau tercabiknya membran serabut yang disebut tunica albuginea. Membran ini mengelilingi jaringan spon yang berada di bagian tengah penis. "Patahan" diikuti oleh pendarahan, pembengkakan, dan hilangnya ereksi. Jika penelitian sebelumnya fokus kepada mekanisme fisiologis dari patahan, dan bagaimana mengatasi ini secara pembedahan, tak ada penelitian yang mencari tahu secara pasti apa yang lelaki lakukan sampai penisnya patah.

(Merokok dapat Memendekkan Penis, 1 dari 15 Fakta Tentang Penis yang Wajib Pria Ketahui)

Penelitian Kramer ini mengamati 16 kasus patah penis yang "direparasi" di RS Universitas Maryland antara tahun 2004 dan 2011. Separo dari pasien itu memiliki affair. Kebanyakan mereka melakukan hubungan seks di tempat yang tak lazim, seperti kamar mandi kantor, mobil, atau tangga darurat. Hanya tiga pasien yang melakukan ML dengan istri mereka di tempat tidur.

Hal lain yang harus diperhatikan, hubungan seks adalah mirip berolahraga, yang berisiko terluka. "Oleh karena itu, jika Anda melakukan 'akrobat seks', melakukan hubungan seks dengan posisi yang tak umum atau aneh, berhati-hatilah. Jika tidak berhati-hati Anda bisa terkena patah penis," nasihat Kramer yang menerbitkan penelitiannya itu diJournal of Sexual Medicine.

Artikel Terkait