Kendalikan Stres dari Atas Ranjang

K. Tatik Wardayati

Editor

Kendalikan Stres dari Atas Ranjang
Kendalikan Stres dari Atas Ranjang

Intisari-Online.com – Stres terkendali identik dengan kehidupan seksual yang lebih bergairah. Jika kurva U juga digunakan untuk menjelaskan “kinerja seksual”, berarti pengendalian stres punya arti penting untuk mencapai kepuasan di ranjang. Besar kecilnya tekanan, menentukan besar kecilnya perkembangan gairah seksual. Toh tak berarti harus stres saban hari, agar mencapai kepuasan seksual tiap hari pula. Ada resepnya, agar keduanya berjalan beriringan secara sehat.

Langkah pertama, ketahuilah kadar stres Anda. Jika temperamen cenderung meninggi, mudah tersinggung, dan seabrek energi negatif lain tersimpan di kepala. Juga kalau mudah lupa, sukar konsentrasi, banyak membuat kesalahan dalam pekerjaan, malas mengerjakan tugas serta gampang sakit. Inilah saatnya menyalakan lampu merah dan berkata dalam hati, “Saya sedang stres.” Penyebabnya, cuma Anda sendiri yang tahu.

Jangan menyangkal bahasa tubuh. Kalau memang naiknya adrenalin membuat pandangan terhadap istri “agak lain”, lakukanlah apa yang seharusnya dilakukan. Jangan lupa, ranjang bukan tempat untuk melakukan transaksi bisnis. Jadi, berkomunikasilah sebagaimana layaknya suami-istri. Diskusikan masalah Anda dengan pasangan. Ceritakan perkembangan terakhir yang memungkinkan diambilnya keputusan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tadi.

Para ahli percaya, bertukar pendapat di “forum” seperti ini, dengan kondisi tubuh rileks, jauh lebih efektif ketimbang ngobrol di kesempatan apa pun. Kalau perlu, rencanakan jadwal cuti bersama, pengaturan waktu untuk kerja dan urusan keluarga, makanan apa yang pas untuk beberapa hari ke depan. Kalau penyebab stres terlalu berat, libatkan pasangan Anda untuk menentukan ke mana harus berkonsultasi.

Tak ada yang sempurna di dunia. Apalagi menyangkut seks. Jika pasangan Anda terkena stres yang berpotensi menjadi “stres besar” semisal kematian salah satu anggota keluarga, bertindaklah bijaksana. Biarkanlah istri/suami beristirahat sejenak. Jenis stres terakhir ini membutuhkan keterbukaan dan pengertian lebih besar. Karena Anda dan pasangan mungkin butuh “cuti panjang”.

Perlin Alperstein, seorang terapis asal San Fransisco bilang, “Yang penting, tentukan ke mana untuk sementara energi Anda terfokus, dan segera membangun hubungan intim kembali begitu kadar stres berkurang.”

Nah, kembali ke rumusan kurva U terbalik, stres memang harus dipelihara agar kinerja di berbagai bidang, termasuk kehidupan seksual mencapai titik maksimal. Jika semuanya berjalan dengan benar, tak hanya kehidupan seks sehat, seks yang teratur, kinerja pun bakal terangkat.

Siapa enggak mau? (Intisari)