Intisari-Online.com – dalam jurnal yang dipublikasikan International Journal of Obstetrics and Gynaecology (BJOG), menopause prematur dapat mempengaruhi fungsi kognitif, ujar para peneliti.(baca juga: Sebab-sebab Menopause Prematur)
Menopause prematur ini bisa terjadi karena ada bermacam ovariektomi, bisa operasi yang menyebabkan menopause, atau kehilangan fungsi ovarian non-operasi (secara alami).
4,868 wanita yang dijadikan sampel, telah diberikan tes kognitif dan uji diagnosa kepikunan secara teratur dan berkala. Efek dari jenis menopause, operasi maupun non-operasi, juga diperiksa.
Dari 4,868 wanita yang diuji, menopause non-operasi terjadi pada 79%, sedangkan 10%-nya terjadi akibat menopause operasi.
Hasil menunjukan, perbandingan wanita yang mengalami menopause setelah 50 tahun, dan mereka yang mengalami menopause prematur memiliki 40% risiko lebih tinggi untuk terkena pikun di masa selanjutnya.
Hal itu terkait dengan penurunan kematangan verbal dan ingatan visual, juga penurunan kecepatan psikomotorik sebesar 35%.
Meski dua jenis menopause prematur berbeda (operasi dan non-operasi), keduanya tetap dikaitkan dengan risiko menurunnya kematangan verbal secara dua kali lipat.
Dr Joanne Ryan, peneliti post-doktoral dari Hospital La Colombiere, Montpellier, mengatakan jika kedua jenis menopause prematur memang mempengaruhi fungsi kognitif, yang tidak bisa diimbangi dengan terapi menopause.
“Dalam pengertian menopause operasi, karena efek yang ditumbulkan bisa mempengaruhi fungsi kognitif, ada harus memikirkan matang-matang dalam melakukan ovariektomi.” Ujar Ryan.(baca juga: Alkohol yang Berlebihan Sebabkan Cepat Pikun)
Pierre Martin Hirsch, editor BJOG, menambahkan, “dengan memahami efek dari menopause prematur, anda bisa mendapatkan keuntungan dengan menggunakan terapi hormon menopause dengan benar.” (sciencedaily.com)