Hati-hati Memberi Julukan

K. Tatik Wardayati

Editor

Hati-hati Memberi Julukan
Hati-hati Memberi Julukan

Kekerasan nonfisik juga sering dialami oleh anak-anak. Diberi julukan, msalnya. Anak yang diberi julukan akan memberi stempel pada dirinya. Julukan si Bolot atau si Doraemon membuat anak akan mengidentifikasikan dirinya dengan karakter itu. Kelambanan bereaksi seperti si Bolot akan menyugesti anak, akhirnya meresap ke dalam konsep dirinya, dan terbawa hingga dewasa.

Psikolog Ieda Poernomo Sigit Sidi mewanti-wanti, dalam menghukum anak pun perlu disadari, imbangkah hukuman itu dengan kesalahan yang dibuat oleh si anak. Juga bisakah hukuman itu menjadi “pegangan” buat anak untuk mengerem perbuatan semacam itu lagi. “Hukuman yang tak mendidik, jika anak menjadi pelampiasan marah terhadap suami atau istri atau bahkan atasan,” tegas Ieda.

Ieda mendapati, trauma psikologis akibat hukuman ini berlangsung hingga si anak berusia 30 – 40 tahun, bisa membuat rendah diri atau balas dendam. Setelah menjadi orang tua, balas dendam itu bisa positif bisa pula negatif. Yang positif, misalnya ia tak memukul anak karena tak ingin mengulangi kesalahan orang tuanya. Yang negatif, ia bisa jadi overprotective pada anaknya, sehingga si anak tak bisa apa-apa.

Memang, terkadang orang tua ingin menanamkan disiplin tapi tak menyadari bahwa tindakannya itu amat menekan anak. Saat baru saja menonton acara televisi kesayangannya, misalnya, ia dipaksa belajar. Ini penyiksaan. “Kenapa tidak kompromi saja, beri waktu anak menonton setengah jam, sudah itu baru belajar,” saran Ieda.

Dalam kasus lain, didapati orangtua memaksa anak mengambil jurusan pilihannya. “Mengapa si anak tidak diajak bicara, mempertimbangkan jurusan yang dipilihnya sendiri. Jika ia memilih arsitektur, ajak ia mengobrol dulu dengan omnya yang arsitek. Minta ia mengukur kemampuannya sendiri, apakah sanggup mengikuti perkuliahan kelak.”

Berunding semacam ini, menurut Ieda, akan menempatkan anak sebagai orang yang punya hak atas masa depannya sendiri, serta membimbing dan mengarahkan karena wawasannya belum luas.