Pemicu Emosi Tidak Stabil

K. Tatik Wardayati

Editor

Pemicu Emosi Tidak Stabil
Pemicu Emosi Tidak Stabil

Intisari-Online.com – Pernah merasakan seperti ingin berteriak pada semua orang? Atau segela sesuatu tampak salah di mata Anda? Kondisi ini tentunya sangat mengganggu dan bisa datang kapan saja.

Penyebabnya bisa saja karena masalah fisik yang ternyata memiliki pengaruh negatif terhadap kondisi psikologis. Menurut dr. Mehmet Oz, yang dikutip oleh oprah.com, tidak perlu panik, ketahui saja apa pemicunya dan bagaimana menanganinya.

  • HormonJika bad mood terjadi pada waktu yang sama setiap bulannya, bisa jadi karena pengaruh hormon. Sebagai wanita, setiap bulan ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Seminggu sebelum menstruasi, tingkat progesteron paling tinggi dan kemudian segera anjlok.Nah, hal tersebut bepengaruh pada emosi sehingga membuat mudah marah dan mudah tersinggung. Periode ini disebut sindrom pramenstruasi (PMS), terjadi karena fluktuasi hormon. Untuk mengurangi efek negatifnya, dr. Oz menyarankan mengonsumsi makanan yang mengandung asam lemak omega-3, seperti ikan laut. Atau bisa juga minum suplemen yang mengandung 600 mg DHA omega-3.
  • KafeinKonsumsi kafein, bahkan dalam jumlah kecil dapat memicu kecemasan. Kafein merangsang otak, yang membuatnya kecanduan. Ketika seseorang kecanduan kafein, mereka mungkin mengalami gejala seperti sakit kepala, kelelahan dan perasaan murung.Penting sekali untuk memperhatikan asupan kafein setiap harinya. Konsumsi kafein anda janganlah melebihi 200 mg atau 2 cangkir kafein setiap harinya.
  • Hindari karbohidrat sederhanaPerhatikan juga gizi dalam makanan. Jangan meremehkan asupan karbohidrat dan gula saat sedang diet. Ini karena kadar gula yang rendah dalam darah membuat menjadi lebih sensitif dan sulit berkonsentrasi. Ada banyak sumber karbohidrat sehat, seperti beras merah. Untuk memenuhi kebutuhan glukosa, santaplah buah manis atau madu.
  • Cahaya selama tidurMood juga terkait erat dengan kualitas tidur. Untuk mendapatkan tidur yang berkualitas, pencahayaan juga sangat penting. Penelitian menunjukkan bahwa cahaya remang-remang yang berasal dari televisi, alarm digital, bahkan sinar laptop dapat meningkatkan risiko depresi.Cahaya-cahaya tersebut dapat menurunkan produksi hormon melatonin. Tanpa tingkat melatonin yang stabil, pola tidur normal dapat terganggu. Cobalah memperbaiki posisi kamar tidur sehingga tidak terganggu cahaya dan menghindari risiko emosi tidak stabil.