Intisari-Online.com – Pola hidup sehat merupakan perilaku baik dalam kehidupan sehari-hari yang bertujuan untuk menjaga kesehatan, dengan memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan. Di antaranya perilaku sehat, pola makan sehat dan penggunaan wadah sehat.
Apa yang perlu diperhatikan agar anak dapat memiliki pola hidup sehat? “Tentu saja pendidik/orangtua harus menjadi model/contoh bagi anak-anaknya atau anak didiknya,” jelas psikolog anak, Dra. Rose Mini, M.Psi. Tambahan lagi, orangtua atau pendidik juga harus memiliki wawasan tentang pola hidup sehat dan mengajarkan kepada anak sesuai dengan kebutuhan dan usianya. Karena, pola pikir anak masih sederhana dan belum bisa diberi penjelasan yang panjang lebar. Mereka membutuhkan contoh yang konkret.
Lingkungan pun harus mendukung pola hidup sehat dengan adanya fasilitas yang mendukung, seperti lingkungan fisik yang bersih, ada tempat sampah, ada wastafel untuk cuci tangan, dan tidak banyak pedagang jajanan tak sehat di sekitar sekolah. Juga ada orang-orang yang menjadi model bagi anak-anak, contohnya, orangtua makan makanan sehat, orangtua membawa bekal ke tempat kerjanya, guru tidak jajan dan merokok, atau guru tidak buang sampah sembarangan.
Proses pembelajaran ini harus dilakukan terus-menerus kepada anak-anak agar mereka lebih mengenal pola hidup sehat. Mengaitkannya dengan hal yang menyenangkan bagi anak, misalnya membersihkan kamar sambil bermain, hingga kegiatan ini akan dianggap menyenangkan. Bisa juga dengan memberikan konsekuensi (reinforcement/penguat ataupun punishment/hukuman) secara konsisten dan efektif. Misalnya selalu mendapat pujian setiap kali anak mencuci tangannya.
Pemberian contoh perilaku hidup sehat dimaksudkan agar anak memahami manfaat hidup sehat melalui contoh perilaku dari orangtua maupun guru. Orangtua pun harus memberitahu apa manfaat perilaku hidup sehat pada anak.
Dalam pembelajaran ini, orangtua dan guru pada awalnya membangun interaksi yang baik dengan anak, seperti bersedia membuka diri dan mendengarkan anak, bersedia menerima masukan dan bertukar pikiran serta bersedia membantu anak dalam menerapkan pola hidup sehat. Jangan lupa, orangtua dan guru pun harus memperhatikan usia, karakter, serta minat anak, yang berbeda pada tiap anak yang membutuhkan pendekatan yang berbeda pula.
Minat anak pada sesuatu justru bisa dikaitkan dengan pola hidup sehat, ini juga sekaligus sebagai pembelajaran. Misalnya, anak senang olahraga, sarankan kepadanya untuk makan makanan yang mengandung energi, tidak merokok, reinforcement berkaitan dengan kegiatan olahraga. Atau anak senang membaca, maka kepadanya disarankan untuk makan makangan yang mengandung banyak vitamin A agar kesehatan mata tetap terjaga, reinforcement berkaitan dengan kegiatan membaca.
Gunakan selalu metode reinforcement dan punishment secara konsisten. Bila anak mau mencuci tangan sebelum makan, atau membawa bekal ke sekolah, anak mendapat reinforcement (pujian, hadiah). Sementara bila anak tidak mau melakukannya, hilangkan kesempatan melakukan hal yang disukainya. Sampaikan kepada mereka bahwa apa yang dilakukan adalah untuk kebutuhannya, untuk kesehatan tubuhnya. Sampaikan alasan yang konkret dan logis sesuai dengan kematangan berpikir anak. Jelaskan, misalnya, dengan membawa bekal ke sekolah akan lebih hemat, bisa bertukar makanan dengan teman, dan tentunya lebih aman dari bakteri yang akan menyebabkan penyakit.