Intisari-Online.com - Mari bermain tebak-tebakan. Apakah Anda ingin menurunkan berat badan di tahun 2013? Atau selama setahun berjanji mengonsumsi makanan sehat? Atau mulai mengeluarkan sedikit uang untuk berbelanja dan menghabiskan waktu lebih banyak dengan keluarga? Saya bisa menebak itu semua. Tahun baru, berarti resolusi baru. Cerita lama, problematika lama.
Pengembangan diri sendiri menjadi lebih baik sudah jadi impian bagi masyarakat dunia. Pergantian tahun selalu dihiasi dengan resolusi-resolusi impian di tahun yang akan bergulir. Harapannya rata-rata selalu sama, menjadi lebih baik lagi di tahun mendatang. Sebuah penelitian menyatakan, 40% masyarakat Amerika Serikat selalu membuat resolusi baru saat pergantian tahun.
Sayangnya, resolusi hanya jadi resolusi. University of Scranton mencatat, hanya 8% dari 40% masyarakat di Amerika Serikat yang berhasil mencapai resolusi 2012-nya. Sisanya? Gagal memulai atau paling banyak, gagal di tengah jalan.
Mengapa banyak orang gagal mencapai sebuah resolusi? Apa rahasia mereka yang berhasil mencapainya? Berbagai macam penelitian tentang otak dan cara berpikir berhasil menjelaskan, mengapa kita membuat sebuah resolusi akhir tahun dan bagaimana cara agar resolusi tak jadi omong kosong di akhir tahun.
Bermimpi adalah satu hal yang baik untuk dilakukan. Namun bagi rata-rata orang, menginginkan sesuatu yang ekstrem dalam suatu waktu punya kecenderungan untuk gagal. Menyasar bulan atau matahari dalam satu tembakan akan menghasilkan kegagalan dan berujung kekecewaan pribadi.
Mengapa tak membuatnya sederhana? Chris Berdik, jurnalis dan penulis buku Mind Over Mind mengatakan, “Tahun ini, aku membuat resolusi sependek mungkin." Sedangkan psikolog Lynn Bufka bilang, "Gol-gol sederhana yang sangat mungkin dicapai lebih masuk akal dibandingkan satu gol atau resolusi ekstrem.” Bufka melanjutkan, resolusi atau gol tahunan bukan menyoal pada perubahan hidup, melainkan perubahan tingkah laku. Satu per satu namun ampuh.
“Resolusi menurunkan sejumlah berat badan tidaklah mudah untuk dilakukan,” ujar psikolog sosial, Roy Baumeister. “Lebih mudah untuk melakukan sebuah rencana menjauhi keripik kentang, kentang goreng, atau es krim selama enam bulan,” lanjut Roy.
Jangan pula berkata, Anda akan pergi ke tempat kebugaran selama 2013. Buatlah rencana spesifik, misalnya, mengikuti kelas RPM atau yoga seminggu sekali setiap hari Selasa dan Rabu, atau membuat jadwal makan sehat 2-3 kali dalam seminggu. John Norcross dari University of Scranton menyatakan, jika Anda tak bisa mengukur resolusi tersebut, maka resolusi itu tak cukup bagus untuk dilakukan.
Strategi lainnya ialah dengan membagi gol dan resolusi Anda dengan keluarga, kerabat, atau teman baik. Dengan begitu Anda juga membangun sebuah akuntabilitas, terutama di era media sosial seperti Facebook dan Twitter.
Sebuah kisah menarik yang bisa jadi contoh ada pada cerita diri Anna Newell Jones. Tahun lalu Anna memiliki hutang sebesar AS$23,600 (sekitar Rp220 juta), dan ia membuat resolusi, membayar lunas semua hutang-hutangnya itu. Sebagai bagian dari usaha menggapai resolusi tersebut, Anna membuat sebuah blog bernama “And Then We Saved”, yang bercerita tentang usahanya untuk berubah dari seorang penggila belanja menjadi seorang yang bisa membelanjakan uang secara bijak. Dalam waktu kurang dari setengah tahun, hutangnya lunas.
“Berbagi resolusi atau gol, adalah cara yang baik agar kita tetap pada jalur pencapaian tujuan,” ungkap Rivka Friedman, penulis blog Not Derby Pie, yang juga menggunakan strategi serupa. Tiap minggu, Rivka membuat gol kecil di blognya, seperti “membuat kimchi” atau “memotong ikan dengan benar”.
Seringkali, mereka yang gagal menggapai resolusi atau berhenti berusaha menyalahkan diri mereka sendiri. Survey menyatakan, mereka yang gagal kerap mempertanyakan determinasi mereka sendiri. “Kalau saja aku memiliki kemauan yang lebih, pasti aku berhasil.” Begitu kira-kira.
Anehnya, penelitian dari Stanford University menunjukkan, mereka yang bisa menggapai gol atau resolusi tahunannya, cenderung percaya bahwa mereka memiliki akan kekuatan keinginan yang cukup kuat. Jadi intinya, percaya pada kekuatan keinginan diri sendiri dapat membuat Anda menjadi lebih sukses.