Intisari-Online.com -Menurut sebuah penelitian baru, bermain video game yang mengandung unsur kekerasan tidak merugikan anak-anak, bahkan bisa menjadi sebuah terapi.Pada anak-anak dengan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau depresi, para peneliti menemukan tidak ada bukti yang menunjukkan permain tersebut memiliki efek negatif pada kepribadian mereka.Temuan ini bertentangan dengan temuan lain yang menyatakan bahwa video game kekerasan berdampak pada emosi anak yang menyebabkan anak melakukan bullying, pertempuran fisik, serangan kriminal dan bahkan pembunuhan.Psikolog klinis Dr Ferguson mempelajari 377 anak-anak, yang rata-rata berusia 13 tahun dan menderita gejala depresi untuk melihat apakah video game kekerasan membuat mereka lebih marah atau agresif.Tim penelitian di Stetson University, Florida, menemukan, tidak ada bukti bahwa video game kekerasan meningkat intimidasi atau perilaku nakal di kalangan pemuda yang rentan dengan gejala kesehatan mental.Sebaliknya mereka menemukan, dalam beberapa kasus memainkan game kekerasan bisa menjadi katarsis, membantu mengurangi kecenderungan agresif dan perilaku bullying.Hasilnya studi yang diterbitkan dalam Springer’s Journal of Youth and Adolescence, mencerminkan laporan terbaru oleh Secret Service Amerika yang terkait agresivitas dan stres dengan kekerasan pemuda daripada bermain video game kekerasan.Namun Dr Fergusson mengatakan, hasil umum penelitian mereka tidak dapat digunakan untuk menjelaskan kasus-kasus ekstrim. (Daily Mail)