Advertorial
Intisari-Online.com -Berdasarkan sebuah penelitian, anak yang orangtuanya bercerai cenderung tumbuh menjadi anak yang kasar dan tidak bahagia sepanjang hidup mereka.
Para peneliti menemukan bahwa gejolak yang dialami anak-anak berpengaruh pada hampir setiap aspek kehidupannya di masa mendatang.
Penelitian ini melibatkan 1.500 reponden. Mereka ditanya apakah pernah menghadapi 11 situasi tertentu.
(Baca juga:Orangtua Bercerai saat Anak Masih dalam Kandungan, Benarkah Anak Tak Berhak Mendapat Warisan?)
Beberapa dari situasi tersebut meliputi kekerasan di dalam keluarga, orangtua yang bercerai, dibesarkan di dalam keluarga yang kerap mabuk dan kencaduan narkoba.
Ditambah dengan rincian kehidupan mereka saat ini, penelitian mengungkapkan, keadaan keluarga yang buruk memberi dampak yang negatif pada anak.
Terutama pada sekitar 2/3 dari responden yang mendapati orangtuanya bercerai.
Norman Wells dari Family Education Trust, sebuah kelompok kampanye yang meneliti penyebab dan konsekuensi dari perpecahan keluarga, mengatakan, "Kelonggaran hukum perceraian – seiring dengan meningkatnya tingkat kelahiran di luar nikah – telah mengakibatkan semakin banyak anak-anak yang tidak dibesarkan dan dididik orangtua dengan baik."
Anak yang orangtuanya bercerai cenderung terlibat seks bebas, suka melawan, mengalami gangguan mental, gemar merokok atau minum minuman keras.
Mereka bahkan sangat merasa tidak puas pada hidupnya.
(Baca juga:Wahai Para Wanita, Begini Cara Agar Kalian Tak Jadi Korban Kejahatan Jalanan)
Profesor Mark Bellis, penulis utama dalam penelitian mengatakan, "Kami terkejut betapa berpengaruhnya perceraian terhadap anak."