Intisari-Online.com -Bagaimana menyikapi Rupiah yang saat ini terus melemah? Rasanya tidak ada salahnya belajar dari pengalaman krisis ekonomi yang terjadi pada 1997-1998 seperti yang dituturkan dalam artikel di MajalahIntisariedisi November 1998 yang berjudul"Belanja Taktis di Masa Krisis" berikut ini.--
Anda termasuk kategori orang yang mudah tergoda untuk berbelanja? Dalam salah satu makalah yang dimuat Juinal Riset Pemasaran Kualitatif, diungkapkan fenomena dorongan berbelanja yang impulsif, dadakan.Ada empat jenis pembelanja dadakan ini. Pertama, tipe kompensatif. Contohnya, orang yang punya selemari penuh pakaian yang belum dipakai dan jajaran sepatu baru. Semua barang itu dibeli untuk meningkatkan rasa harga diri, pelarian dari masalah pekerjaan, rumah, dan keluarga.Tipe kedua adalah yang selalu tergoda untuk belanja di musim obral, meski barang baru akan dipakai beberapa bulan lagi. Kelompok akseleratif ini terlalu bersemangat mengantisipasi kebutuhan di masa depan.Bagaimana dengan orang yang semula cuma jalan-jalan ke mal, begitu pulang sudah menandatangani kontrak pembelian rumah atau mobil baru? Ini kelompok terobosan, yang membeli barang mahal tanpa rencana.Biasanya, tindakan membeli itu melambangkan dimulainya suatu babak baru dalam kehidupannya. Walau diakui, hasrat memiliki barang itu sudah lama ada.Tipe terakhir – ini yang paling sulit dimengerti – adalah kelompok pembeli buta, yang membeli tanpa pertimbangan sama sekali. Meski semua pembeli tipe dadakan ini selalu akan merasa bersalah, namun ada juga yang kemudian mencoba menemukan alasan rasional di balik ulahnya.Alasan rasional itulah yang sering dimanfaatkan oleh penjual, yang tidak jarang cukup ampuh untuk membangkitkan dorongan membeli, demi kepuasan diri belaka.