Intisari-Online.com - Orang yang sukses, termasuk pengusaha, dipercaya memiliki kepribadian dan mental yang kuat.
Orang-orang bermental kuat ini, pada umumnya tidak melakukan 13 hal berikut ini. Apakah Anda termasuk di dalamnya?
Mengasihani diri sendiri
Pernah melihat orang yang kuat mentalnya sibuk mengasihani diri sendiri karena keadaan atau telah dianiaya orang lain? Mereka belajar untuk bertanggungjawab atas apa yang mereka lakukan, siap dengan risikonya, dan memahami bahwa hidup tak selalu adil. Mereka juga mampu bangkit dari berbagai deraan masalah dan bisa menghadapi semua itu dengan baik.
Pamer kekuatan
Orang bermental kuat pada umumnya tidak menunjukkan kekuatannya pada orang lain agar mereka takut atau merasa lebih rendah darinya. Mereka bisa mengendalikan sikap dan emosinya.
Malu berubah
Berani menghadapi perubahan dan dengan senang hati menyambut perubahan adalah salah satu sifat orang bermental kuat. Menjadi stagnan justru jadi salah satu ketakutan mereka.
Menghabiskan energi untuk hal yang tidak bisa dikendalikan
Mereka tidak banyak mengeluh soal macet, bawaan yang hilang, atau hal khusus tentang orang lain, karena mereka sadar ini merupakan hal-hal di luar kendali mereka. Mereka tahu, dalam situasi buruk, satu-satunya hal yang selalu bisa mereka kendalikan adalah respon dan sikap mereka.
Khawatir tidak bisa menyenangkan orang lain
Orang bermental kuat umumnya berusaha untuk bersikap baik, adil, dan menyenangkan orang lain sesuai porsinya, sekaligus berani mengungkapkan pendapat. Mereka mampu mencegah seseorang marah dan bisa mengendalikan situasi dengan baik.
Takut mengambil risiko yang sudah diperhitungkan
Risiko yang sudah diperhitungkan dengan berani akan diambil oleh orang-orang ini. Mereka bisa menghitung risiko dan keuntungan dari tindakan yang akan mereka ambil. Mereka juga sepenuhnya akan menilai potensi, bahkan skenario terburuk sebelum mengambil tindakan.
Tak beranjak dari masa lalu
Memahami dan mengambil pelajaran dari pengalaman masa lalu tentu bagus. Namun, tak hanya itu yang bisa dilakukan orang berkepribadian kuat. Mereka juga bisa menghindari lemahnya energi positif akibat kekecewaan masa lalu. Sebaliknya, mereka menatap hari ini dan masa depan dengan penuh semangat.
Mengulang kesalahan yang sama berkali-kali
Mereka dengan besar hati mengakui dan menerima kesalahan di masa lalu dan bersedia belajar dari kesalahan tersebut, bukan mengulanginya lagi. Penelitian menunjukkan, kemampuan merefleksikan diri secara akurat dan produktif adalah salah satu kunci sukses pemimpin dan pengusaha.
Membenci keberhasilan orang lain
Hanya orang-orang yang berkarakter kuat yang tidak memiliki sikap ini. Alih-alih iri atau membenci ketika ada orang lain yang sukses, mereka justru bekerja keras untuk mencapai kesuksesan mereka sendiri, tanpa menggunakan jalan pintas.
Menyerah setelah gagal
Bagi mereka, setiap kegagalan adalah kesempatan untuk memperbaiki. Bahkan pengusaha yang paling hebat pun pasti mengalami banyak kegagalan pada awal perjalanannya. Namun, bila diperlukan, orang-orang berkarakter kuat umumnya bersedia gagal berkali-kali, asal pelajaran yang dipetik dari setiap kegagalan bisa membawa mereka melangkah lebih dekat menuju kesuksesan.
Takut sendirian
Maksudnya, mereka menikmati waktu di mana mereka harus menghabiskannya sendirian, tanpa orang lain. Biasanya, mereka akan menggunakannya untuk introspeksi, membuat rencana, dan produktif. Mereka tidak perlu tergantung pada orang lain untuk berbagi kebahagiaan atau mood. Ada orang lain oke, sendiri pun tak masalah.
Merasa dunia berutang banyak
Pemimpin dan pengusaha sekarang ini menyadari, dunia tidak berutang banyak padanya, termasuk soal gaji, kehidupan yang nyaman, dan dan sebagainya. Orang-orang bermental kuat umumnya masuk ke dunia nyata dengan sikap siap bekerja dan sukses atas pengorbanan mereka.
Mengharap hasil instan
Mereka tahu, bahwa mereka akan bekerja keras dalam waktu lama untuk mendapatkan kesuksesan. Bahkan, mereka menikmati setiap langkah yang mereka lakukan. Mereka juga memiliki amunisi banyak untuk bersabar mencapai kesuksesan, karena sadar perubahan memang membutuhkan waktu. (Hasuna/tabloidnova.com)