Kaum Pendiam (1) : Lebih Senang Jadi Orang Pasif

Birgitta Ajeng

Penulis

Kaum Pendiam (1) : Lebih Senang Jadi Orang Pasif
Kaum Pendiam (1) : Lebih Senang Jadi Orang Pasif

Intisari - Online.com -Orang-orang menyebut Sita (bukan nama sebenarnya) sebagai orang yang memiliki sifat pendiam. Suka menyendiri, seolah tak acuh terhadap lingkungan sekitar, cenderung pasif, dan tak punya banyak teman.Penilaian itu tidak salah, karena Sita pun mengakuinya. Sejak bersekolah hingga sekarang bekerja, teman dekatnya boleh dibilang bisa dihitung dengan jari tangan (bolehlah ditambah sedikit jari kaki). Itu pun kebanyakan perempuan. Pacar, belum punya. Di kantornya, ia juga jarang berkomunikasi dengan orang lain di luar urusan pekerjaan.Kalau dihadapkan pada pilihan antara menulis blog di depan komputer atau jalan-jalan ke mal, Sita cenderung pilih yang pertama. Tapi bukan berarti ia antisosial. Sering juga ia bergabung dalam kegiatan-kegiatan sosial. Guma kecenderungannya selalu cari aman, mengambil peran-peran pasif, atau cukup jadi pendengar sejati. Padahal sebenarnya ia tidak keberatan mengambil peran lebih penting, kalau memang dirinya benar-benar dibutuhkan.Bisa jadi Anda pun seperti Sita. Pada pertemuan atau pesta keluarga, Anda lebih senang pasif di pojok ruangan, dibandingkan harus aktif. Meski tahu sebuah jawaban, Anda tidak terpancing untuk menjadi orang pertama yang menjawab pertanyaan dari trainer dalam sebuah sesi pelatihan di kantor. Anda jarang melempar lelucon, cerita seru (apalagi yang saru) untuk sekadar menghidupkan suasana. Anda bicara seperlunya pada' waktu yang tepat tanpa perlu berpanjang lebar.Jika jawaban hati Anda adalah: ya, cap "pendiam" pastilah lekat pada diri Anda. Paling tidak, beberapa kerabat atau sahabat pernah berseloroh mengucapkan kata itu. Malah akibat ketidakpahaman, mereka cenderung menganggap hal itu negatif. Anda dibuat tidak nyaman oleh desakan untuk mengubah sikap pendiam itu menjadi lebih proaktif. "Ceria dikit kenapa sih!" (bersambung)--Tulisan ini dimuat di Majalah Intisari Edisi Oktober 2009, ditulis oleh T. Tjahjo Widyasmoro dan Dhini Gilang Prasastidengan judul asli “Dunia Senyap Kaum Pendiam”.