Intisari-Online.com -Bertahun-tahun penelitian tentang apakah bra penyebab utama kangker payudara terus dilakukan. Mula-mula, para ahli menduga bahwa bra adalah musabab kanker payudara karena hampir tidak ditemukan riwayat kanker payudara sebelum bra ditemukan. Meski demikian, bukan berarti tidak ada studi yang membantahnya, seperti yang paling mutakhir menyebut, penggunaan bra bukan pemicu kanker payudara.
Untuk informasi, asumsi-asumi terdahulu menyebut bra yang ketat, terutama jenis yang menggunakan kawat, dapat menghalangi proses pembuangan limbah tubuh melalui kelenjar limfa. Akibatnya, pembuangan toksik menjadi terganggu dan membuat paparan zat kimia karsinogonik semakin banyak.
Tidak hanya itu, penegasan asumsi “bra pemicu kanker payudara” juga dikuatkan dengan munculnya buku Dressed to Kill: The Link Between Breast Cancer and Bras tahun 2005. Buku ini sempat memberi kekhawatiran bagi para pengguna bra, juga produsennya. Secara eksplesit, buku ini menyebut penggunaan bra menyebabkan racun terakumulasi di jaringan payudara.
Kontroversi itu terus menggelinding bak bola salju, sampai akhirnya sekelompok peneliti dari Universitas Washington melakukan riset lebih mendalam.
Para peneliti itu mempelajari 1500-an perempuan berusia 55 hingga 74 tahun. Dari sekian banyak perempuan pascamenopause itu, lebih dari 1000 orang terdiagnosa kanker jenis invasive ductal carcinoma (IDC) atau invasive lobular carcinoma (ILC), sementara sisanya sehat.
Setelah proses diagnosa, para peneliti melakukan wawancara personal satu per satu dengan perempuan-perempuan itu; termasuk menanyakan ukuran dan lingkar bra, umur saat pertama kali menggunakan bra, jenis bra—berkawat atau tidak, durasi pemakaian bra saban harinya, dan berapa hari penggunaan per minggu pada waktu-waktu tertentu.
Setelah dilakukan analisa mendalam, ternyata para peneliti tersebut tidak menemukan bukti adanya korelasi antara kanker payudara yang diderita perempuan-perempuan itu dengan penggunaan bra beserta seluruh variabel yang ditanyakan. Penggunaan bra bukan pemicu kanker payudara.
“Awalnya pertanyaan seberapa sering mereka menggunak bra menjadi penting. Tapi, studi tidak mendapatkan bukti kuat bahwa penggunaan bra meningkatkan risiko kanker payudara,” ujar Lu Chen, pemimpin penelitian tersebut.
Chen juga menegaskan, penggunaan bra bukan pemicu kanker payudara. Termasuk durasi pemakaiannya per hari, jenis bra yang digunakan, atau usia awal memakai bra. (Kompas.com)