Intisari-Online.com - Nama Tanishq Abraham kini tengah menjadi buah bibir. Di usianya yang baru 11 tahun, ia adalah pembicara termuda NASA yang fasih berbicara tentang kehidupan di Mars. Dalam konferensi Lunar Science yang diadakan oleh badan penerbangan antariksa AS itu, bocah cerdas itu diberi kesempatan 1,5 menit untuk berpidato.
Ia memang terkenal memiliki ketertarikan yang cukup tinggi terhadap bidang astronomi. Tak lupa, ia juga begitu tekun mengikuti perkembangan kemungkinan penjelajahan ke Mars.
Usianya baru 9 tahun ketika wahana antariksa milik NASA, Curiosity, menemukan air (H2O), sulfur (S), dan klorin yang mengandung senyawa seperti perklorat (CIO4) dan klorometana (CH3CL) di planet Mars pada tahun 2012 lalu. Di kanal YouTube yang dikelola Radicalmedia.com, THNKR, Tanishq berkesempatan untuk berbicara soal hal tersebut melalui wawancara online dengan Direktur THNKR Danny Stolzman.
Video YouTube oleh THNKR
“Penemuan tersebut sesungguhnya cukup membuat saya bahagia. Sebab, akan diperlukan banyak waktu bila harus menemukan mikroba yang hidup ataupun kehidupan nyata (manusia) di planet Mars,” ujarnya waktu itu.
Tanishq juga menyebut bahwa penemuan metana di Planet terdekat Bumi itu merupakan sesuatu hal yang amat penting. Karena meta, ujarnya, sebenarnya merupakan sumber energi dari sebagian mikroorganisme, dan seperti yang kita tahu, air itu penting bagi sebagian besar bentuk kehidupan. “Satu di antara bagaimana metana diproduksi adalah melalui sebuah proses yang disebut metanogenesis. Dalam proses itu, karbon dioksida dan hidrogen menyatu dalam wujud air dan metana. Karbon dioksida telah ditemukan dalam atmosfer dan lapisan es planet Mars.”
Lebih dari itu, Tanishq juga percaya ikhwal adanya kehidupan di Mars. Tapi ia menekankan bahwa ini bukan soal adanya makhluk seperti manusia, tapi lebih pada kehidupan mikroorganisme. Ia juga yakin bahwa suatu saat manusia bisa pergi ke Planet yang sekilas berwarna merah itu. Begitu juga dengan robot. “Menurut saya, keduanya, mesin dan manusia, harus pergi bersama ke Mars.”
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR