Intisari-Online.com - Seorang perempuan mendapatkan Rp1,3 triliun setelah staf rumah sakit merusak boneka yang ia yakini sebagai anaknya. Keluarga Susan Hearsey, perempuan yang ternyata penyandang disabilitas itu, menuntut National Health Service setelah perempuan berusia 64 tahun itu mendapat perawatan yang “tidak manusiawi”.
Susan Hearsey dirawat di Walsall Manor Hospital pada September 2013 lalu.
Keluarga mengecam rumah sakit tersebut karena perlakukannya yang kejam terhadap Hersey—dan mereka takut jikalau tindakan itu membuat Hearsey trauma berkepanjangan. Menurut adiknya, Jane Dunn, boneka kesayangan Hearsey dirusak oleh salah seorang perawat yang kesal dengan Hearsey yang tidak menurutinya.
Boneka itu ditemukan di lantai dengan tangan yang terputus, pakaiannya hilang, kaki yang rusak, juga sepotong rambut yang terlihat rontok—termasuk juga bahwa staf itu tidak mempunyai pemahaman tentang bagaimana menangani pasien berkebutuhan khusus.
Selain membayar ganti rugi, rumah sakit tempat Hearsey dirawat juga mengeluarkan permohonan maaf kepada keluarga Hearsey. Rumah sakit juga setuju melalukan investigasi independen terhadap perawat tersebut.
“Susan, pasien yang rentan dengan ketidakmampuan belajar yang akut, mencintai boneka bayinya seolah-olah itu adalah anaknya sendiri dan ada kemungkinan dia tidak bisa pulih dari kekejaman staf rumah sakit itu,” ujar Merry Varney, pakar hak asasi manusia yang mewakili keluarga atas nama firma hukum Leigh Day.
Sementara itu, Kepala Eksekutif dari Walsall Healthcare NHS Trust, Richard Kirby, mengaku sangat menyesali kejadian tersebut. “Kami sangat menyesal bahwa kejadian ini terjadi dan kami ingin meminta maaf kepada Nyonya Hearsey dan keluarganya.” (Mirror.co.uk)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR