Advertorial
Intisari-Online.com- Kecuali jika evolusi biologi menghendaki kita untuk benar-benar menjadi aneh dengan mata di belakang kepala.
Dalam waktu dekat, yang pasti kita tidak akan mempunyai mata di belakang kepala.
Namun, sebuah studi baru menunjukkan bahwa kita, manusia, dapat melihat apa yang berada di belakang kepala.
Hal itu dipengaruhi oleh suara dan kita kemudian dapat memvisualkannya.
Penelitian yang diterbitkan dalam Scientic Report ini mengklaim bahwa kita dapat melihat secara langsung apa yang terjadi di belakang kepala tanpa melihatnya.
Kemampuan ini kemudian membedakan antara bidang visual dan pemrosesan visual.
Pemrosesan visual inilah yang membantu kita secara tidak sadar untuk membangun gambaran 360 derajat tentang lingkungan di sekitar.
"Otak kita membangun dunia 360 derajat meskipun secara visual kita hanya melihat apa yang ada di depan mata saja," kata pihak Tohoku University dalam sebuah siaran pers.
Penelitian serupa sebelumnya telah mengungkap bahwa menggunakan informasi visual dan non-visual (misalnya suara), dapat merangsang otak untuk merekonstruksi lingkungan secara 3D.
Bahkan meski kita tak benar-benar melihatnya secara keseluruhan.
Kadang-kadang kita mengingat bagaimana gambaran wilayah tertentu dari sudut pandang tertentu.
Atau pada kesempatan lain, mendapat gambaramn dari gerakan mata cepat yang disebut saccade.
Baca Juga:Temukan Uang Rp20 Juta, Tukang Sampah Jujur di Yogyakarta Ini Keliling Mencari Pemiliknya
Seperti yang dicatat tim sejak awal, kemampuan untuk memprediksi atau memvisualisasikan apa yang terjadi di sekitar kita adalah sangat penting.
Dalam lingkungan yang sempit, kemampuan ini membuat kita berhenti bergerak dan dapat merekonstruksi ruangan dengan luas secara lancar.
Para peneliti ingin mengetahui seberapa tepat kemampuan pemrosesan manusia.
Sehingga penelitian melibatkan relawan pun dilakukan.
Baca Juga:Aduh Repotnya, Anak-anak Kecil di Kerajaan Inggris Juga Harus Mematuhi 9 Aturan Ketat Ini
Seorang relawan berdiri dikelilingi oleh 6 layar yang mengitarinya.
pada masing-masing layar bertuliskan huruf yang kemudian akan ditampilkan bergiliran di depan pandangannya.
Melalui pemaparan dan pembelajaran berulang ini, saat diminta untuk menebak huruf tertentu, maka ia dapat menebaknya dengan benar.
Meski itu terletak di luar jangkauan atau pandangan mata relawan.
Meski belum begitu jelas dari mana kemampuan ini berasal.
Tampaknya peneliti mengarah pada Lobus temporalis, bagian korteks serebral yang terletak di bawah sulcus lateral di kedua belahan serebral otak.
Bagian otak ini berfungsi sebagai penguat ingata visual, memproses input indra, memahami bahasa, menyimpan ingatan baru, emosi, dan mengambil kesimpulan atau arti.
Baca Juga:Ternyata Selama Ini Kita Salah, Ini 7 Hal yang Dapat Kita Lakukan dengan Lebih Mudah