Barulah kemudian Dodo diambil alih oleh John Tradescant, yang menjadikannya sebagai koleksi untuk museum tersebut.
Meski begitu ada hal lain juga berhasil ditemukan manakala peneliti Oxford bersama Universitas Warwick melakukan penelitian terhadap koleksi tersebut.
Baca juga: 7 Fakta Menarik dari Lebanon, Salah Satunya Miliki 18 Agama
Ternyata saat dilakukan pemindaian micro-CT lebih lanjut mereka menemukan adanya tanda-tanda bintik aneh di leher dan bagian kepala burung yang tidak bisa terbang ini.
Bintik kecil itu merupakan peluru kecil.
Ini berarti seseorang memburu dan menembak burung Dodo itu dari belakang.
"Awalnya kami menduga Dodo dibawa ke London dalam keadaan hidup. Namun sekarang ada pemikiran lain soal bagaimana spesimen itu sampai ke sini," kata Smith dikutip dari Live Science, Jumat (20/4/2018).
Anenya, scan tersebut mengungkapkan bahwa peluru tidak menembus tengkorak tebal burung ini. Meski begitu, tembakan peluru itu tetap membuatnya terbunuh.
"Saat ini, kami tidak tahu di mana burung itu ditembak," kata Mark Williams dari Universitas Warwick.
"Apakah itu ditembak di Inggris? Lebih mungkin, apakah itu ditembak di Mauritius dan kemudian dipindahkan ke Amerika Serikat? Apakah itu tembakan untuk makanan di kapal? Kami benar-benar tidak tahu," imbuhnya.
Koleksi burung Dodo ini memang sangat berharga.
Sebab, koleksi ini merupakan satu-satunya spesimen dodo di dunia yang masih mengandung kulit serta jaringan lunak lainnya dengan DNA yang masih bisa diekstraksi.
Bahkan penulis Lewis Carroll sampai terinspirasi dan membuat karakter Dodo dalam buku 'Alice in Wonderland' pada tahun 1865.
Ini juga yang menjadi alasan beberapa saat lalu para peneliti memutuskan mempelajari spesimen tersebut.
Tujuannya adalah mereka bisa mempelajari bagaimana burung ini makan dan apa saja menu makanannya. (Monika Novena)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menginspirasi "Alice in Wonderland", Burung Dodo Simpan Kisah Tragis"
Baca juga: Gara-gara Mohamed Salah, Masjid tertua di Inggris ini Kini Ramai Dikunjungi untuk Ibadah
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adrie Saputra |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR