Advertorial
Intisari-Online.com -Pangeran Harry yang baru saja melaksanakan pernikahan dengan Meghan Markle’s (Sabtu 20/5/2018) ternyata merupakan bangsawan Inggris bermental ‘berani mati’ karena pernah melaksanakan misi tempur di Irak (2006) dan Afghanistan (2008/ 2013).
Sebagai Pangeran Inggris, secara otomatis jika usianya sudah memenuhi syarat baik Pangeran Harry maupun kakaknya Pangeran William, akan menjalani pendidikan di Akademi Militer Kerajaan Inggris (Royal Military Academy Sandhurst) dan setelah lulus dengan pangkat perwira remaja, kemudian bertugas di satuan Household Cavalry’s Blues and Royals.
Di satuan elit kavaleri Kerajaan Inggris itu, Pangeran Harry mendapat keterampilan taktik perang kavaleri menggunakan tank, taktik perang infanteri, taktik pengintaian, berkoordinasi dengan para pilot heli tempur, dan lainnya.
Sebagai Pangeran Inggris yang telah dibentuk sebagai personel pasukan tempur, demi menjamin keselamatannya, para Pangeran Inggris sebenarnya tidak harus turun ke medan perang yang sesungguhnya.
Baca juga:Meghan Markle Sah Jadi Istri Pangeran Harry, Sekarang Dia Tak Boleh Mengucapkan 8 Kata Ini
Tapi militer Inggris sendiri tidak melarang para Pangeran Kerajaan Inggris jika ingin bertugas di medan perang dengan resiko gugur di medan tugas.
Pangeran Kerajaan Inggris yang tercatat pernah turun ke medan perang yang sesungguhnya adalah Pangeran Andrew, ketika Inggris berperang melawan Argentina untuk memperebutkan pulau Malvinas (1982).
Sejak Perang Malvinas tidak ada lagi Pangeran Inggris yang turun ke medan perang.
Tapi keberanian Pangeran Harry turun di medan perang Irak dan Afghanistan untuk mendukung perang terorisme global yang dimotori oleh militer AS, telah membuatnya menjadi Pangeran Inggris kedua yang bermental berani mati di medan laga.
Baca juga:Pangeran Harry dan Meghan Markle Tak Ingin Terima Kado Barang, Donald Trump 'Terpaksa' Menyumbang
Ketika bertugas di medan perang, Kerajaan Inggris berusaha keras merahasiakan misi tempur Pangeran Harry tapi ketika media akhirnya tahu dan meliput, masyarakat Inggris pun gempar sekaligus khawatir.
Pasalnya kehadiran Pangeran Harry di medan telah menjadi target para teroris untuk diculik atau bahkan dibunuh. Harry pun diam-diam ditarik dari Irak.
Namun pada tahun 2008 dan 2013, Pangeran Harry kembali bertugas tempur di Aghanistan.
Kali ini kehadiran Pangeran Harry di medan perang lebih terang-terangan dibandingkan ketika dirinya bertugas di Irak.
Selain bertugas sebagai operator senapan mesin (2008), Pangeran Harry yang mengaku pernah membunuh Taliban itu juga bertugas sebagai pilot heli tempur AH 64 Apache (2013).
Sebagai pilot heli tempur Apache, Pangeran Harry merupakan pilot yang mahir setelah mendapat pendidikan terbang selama 3 tahun di Inggris dan California, AS.
Selama berkarier di militer Kerajaan Inggris kurang lebih 10 tahun, Pengeran Harry telah berhasil meraih pangkat Kapten.
Meski merupakan pilot heli tempur, Pangeran Harry yang suka tampil ‘urakan’ itu, memilih menggunakan seragam militer dari Satuan Kavaleri Kerajaan Inggris ketika menikah dengan Meghan Markle’s.
Baca juga:Bolehkah Tetap Berpuasa Setelah Malamnya Berhubungan Intim tapi Belum Mandi Besar? Begini Jawabannya