Yaitu bisa melewati lorong bawah tanah di bawah garis demilitarization zone (DMZ), menggunakan pesawat terbang tanpa mesin (glider), atau kapal selam mini dan perahu yang beroperasi di sepanjang pantai.
Bila diperlukan, mereka secara diam-diam bahkan bisa menyerang konsentrasi pasukan AS yang berpangkalan di Jepang.
Hingga saat ini, Korut sedikitnya telah mengembangkan pasukan operasi khusus mereka.
Misalnya saja pada awal 2003, mereka memiliki 203 Special Forces Brigade dan 18 batalion lebih kecil. Total kekuatan mencapai 100.000-120.000 prajurit.
Tapi berdasar data yang dimiliki militer Korut, pada tahun 2017, Korut sedikitnya telah memiliki 200.000 personel pasukan khusus dan dari sisi jumlah merupakan yang terbesar di dunia.
Unit-unit pasukan Korut dipecah kedalam tiga kelompok, yakni pengintaian (reconnaissance), infanteri ringan, dan sniper.
Unit reconnaissance beroperasi dalam tim kecil di belakang garis musuh dan menunjukan target dengan cepat. Unit ini pernah beroperasi di Korea Selatan dan sempat terlibat kontak dengan unit sejenis dari Selatan.
Dalam insiden yang dipublikasikan itu, terlibat kapal selam khusus dari armada kecil 1 dan Skadron 22. Mereka menyusupkan tiga personel komando dan 21 personel AL.
Insiden yang dimulai pada subuh, 19 September 1996, itu ternyata jadi misi yang gagal karena mengorbankan hampir semua nyawa personel.
Hanya seorang dari komando Korut yang tertangkap oleh pasukan Korsel setelah melalui pertempuran sengit.
Source | : | wikipedia,warhistoryonline.com,youtube |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR