Jangan Sepelekan Usia Tua

Agus Surono

Editor

Jangan Sepelekan Usia Tua
Jangan Sepelekan Usia Tua

Seperti kelapa yang makin tua makin bersantan, begitu juga (seharusnya) dengan manusia. Menjadi bijak dan berpengalaman. Tidak emosi dan grusa-grusu. Seperti cerita di bawah ini yang saya peroleh dari group Facebooknya Intisari Online (http://www.facebook.com/groups/52013477605/).Alkisah, seorang peternak ayam akan meremajakan ayam jagonya yg sudah tua karena produksi telurnya menurun. Maka didatangkanlah ayam jago muda. Terjadilah dialog antara ayam jago muda dan ayam jago tua."Aku yang menguasai 75% betina di sini dan kau 25%, karena aku lebihsenior dari kamu," gertak si tua.Ayam jago muda tak begitu saja mengiyakan. "Enggak bisa! Kamu sudah loyo, tidak ada ada tenaga. Makanya, perbandingannya dibalik: aku 75% karenatenagaku masih kuat. Sisanya kamu."Si tua tak langsung keder dengan gertakan itu. Malah ia menantang adu balap. "Oke, kita tentukan lewat balapan saja. Yang menang akan mendapatkan betina 75%. Namun karena aku sudah tua, aku lari 50 m lebih dulu dibandingkan dengan kamu!"Merasa tenaganya masih joss, maka ayam jago muda menganggap enteng persyaratan itu. "Oke, deal!"Akhirnya, ayam jago tua lari duluan dan setelah 50 m berlalu, giliran ayam jago muda. Pada saat itu peternak keluar dan terkejut melihat kejadian itu. Tentu saja ia tidak tahu bahwa kedua ayam jago itu sedang melakukan pertandingan menentukan penguasa 75% betina.Maka sang peternak mengambil senapan angin sambil bergumam, "Disuruh mengawini betina kok malah suka sesama jenis."Doooor ....! Akhirnya ayam jago muda pun terkapar.