Daun dan Akar

K. Tatik Wardayati

Editor

Daun dan Akar
Daun dan Akar

Intisari-Online.com – Pawiro, Setro, dan Noyo (nama rekaan) adalah tokoh-tokoh masyarakat yang gigih membela dan memperjuangkan rekan-rekannya yang tergusur oleh suatu proyek besar. Ketiga tokoh tadi berani memperjuangkan hak-hak asasi masyarakat meskipun harus berhadapan dengan tekanan penguasa. Akhirnya, terjadilah konflik antara penguasa dan rakyat yang dipimpin oleh ketiga tokoh tersebut. Konflik tersebut diliput oleh media massa sehingga keadaan justru menjadi semakin ramai.

Pada mulanya pihak penguasa bersikap keras dan cenderung represif. Namun ketika masalah tersebut menjadi masalah nasional bahkan internasional dan banyak kelompok sosial membela rakyat yang tergusur, penguasa mulai bersikap lebih baik. Penguasa mau menerima dan mendengarkan keluhan tokoh-tokoh tersebut atas nama rakyat.

Karena seringnya para tokoh tersebut bertemu dengan penguasa, hubungan mereka dengan penguasa lebih dekat daripada dengan rakyat. Hubungan para tokoh dengan rakyat makin renggang dan akhirnya menjadi konflik baru. Rakyat punya problem baru, yaitu konflik dengan “penguasa lokal.”

Suatu ketika tokoh-tokoh tersebut mengalami kebingungan dan minta nasihat kepada sesepuh mengenai cara menyelesaikan konflik secara baik. Sang sesepuh bertanya kepada para tokoh tersebut, “Mengapa pohon beringin dewandaru di alun-alun Yogya roboh?” Jawab para tokoh, “Karena akarnya kurang kuat, sedangkan daun di atas terlalu rimbun.”

Sambung sang sesepuh, “Itu adalah lambang bahwa siapa pun dan apa pun yang kurang kuat berakar ke bawah, sementara daun-daun di atas terlalu kuat, pasti akan roboh! Kalau Anda mau kokoh, harus kuat akarnya daripada daunnya. Pohon mana pun juga, termasuk beringin yang sering dianggap paling kokoh, pasti akan roboh bila akarnya di bawah kurang kuat.”

Mendengar jawaban tersebut, beberapa tokoh tadi makin gelisah. Di satu pihak, berdaun lebat di atas itu enak dan bergengsi namun ada bahaya roboh. Di pihak lain, berakar kuat ke bawah itu kokoh namun kurang teduh. Akhirnya, mereka minta diri untuk merenungkan nasihat tersebut.