Atas Kehendak Rama

K. Tatik Wardayati

Editor

Atas Kehendak Rama
Atas Kehendak Rama

Intisari-Online.com – Di suatu desa di India, hiduplah seorang penenun yang sangat saleh. Sepanjang hari ia mengucapkan nama Allah, dan secara diam-diam orang percaya kepadanya. Setiap kali hasil tenunannya sudah cukup banyak, ia pergi ke pasar untuk menjualnya. Kalau di pasar ia ditanya mengenai harga sehelai kain, ia menjawabnya begini, “Atas kehendak Rama, harga benang 35 sen; ongkos kerja 10 sen; keuntungan, atas kehendak Rama, 4 sen. Jadi atas kehendak Rama, harga kain 49 sen.” Orang begitu percaya kepadanya, sehingga mereka tidak pernah tawar-menawar dengannya. Mereka membayar saja harga yang dimintanya dan mengambil barangnya.

Penenun itu mempunyai kebiasaan, kalau malam pergi ke kuil desa, untuk mengidungkan pujian bagi Allah dan memuliakan nama-Nya. Pada suatu malam, ketika ia sedang mengidungkan pujian, segerombolan perampok masuk. Mereka membutuhkan seseorang untuk membawakan barang-barang hasil curian mereka, maka mereka berkata, “Mari, ikut kami.” Tanpa melawan penenun itu mengikuti mereka sambil membawa barang-barang di atas kepalanya. Namun, segera saja polisi mengejar mereka, dan para perampok itu pun lari. Penenun itu juga lari, akan tetapi karena ia sudah tua, dalam waktu singkat polisi menyusulnya dan karena mereka menemukan barang-barang rampokan padanya, mereka menangkapnya dan memasukkannya ke dalam penjara.

Pagi berikutnya, ia dihadapkan kepada hakim dan didakwa merampok. Ketika hakim menanyakan kepadanya apa yang akan ia katakan, ia menjawab, “Yang Mulia, atas kehendak Rama, tadi malam saya selesai makan malam, atas kehendak Rama, saya pergi ke kuil, tadi malam saya selesai makan malam, atas kehendak Rama, saya pergi ke kuil, untuk menyanyikan pujian baginya. Ketika itu, atas kehendak Rama, segerombolan perampok masuk, dan atas kehendak Rama, meminta saya untuk membawakan barang-barang mereka. Mereka menumpangkan beban yang begitu berat di atas kepala saya, sehingga ketika polisi mengejar, atas kehendak Rama dengan mudah saya ditangkap. Lalu, atas kehendak Rama, saya ditahan dan dimasukkan ke dalam penjara. Dan pagi ini, saya berdiri di hadapan Yang Mulia, atas kehendak Rama.”

Hakim berkata kepada polisi, “Biarkanlah orang ini pergi. Jelas ia tidak waras.”

Sampai di rumah, ketika ditanya mengenai apa yang telah terjadi, penenun saleh itu berkata, “Atas kehendak Rama, saya di tahan dan diadili di pengadilan. Dan atas kehendak Rama, saya dibebaskan.” (The Prayer of The Frog)