Bersyukur Atas Anugerah Hari Ini

K. Tatik Wardayati

Editor

Bersyukur Atas Anugerah Hari Ini
Bersyukur Atas Anugerah Hari Ini

Intisari-Online.com – Kisah berikut ini diceritakan oleh Clara, bagaimana penglihatannya dapat menipu dirinya dan membuatnya iri pada orang lain.

Sebagian besar remaja tidak sabar untuk belajar mengemudi. Tidak demikian halnya dengan saya. Mengemudi selalu membuat saya gugup. Saya tidak pernah mendapatkan surat izin mengemudi sampai saya berusia 24 tahun. Akibatnya, ketika saya menikah, kami hanya memiliki satu mobil dan hanya dipakai untuk bekerja. Waktu bekerja saya dan suami pun berbeda satu jam, jam kerja saya lebih duluan daripada suami. Jadi, kalau berangkat bekerja, ia menurunkan saya, lalu ia pergi ke restoran untuk ngopi sampai waktu kerjanya datang.

Lalu, saat sore hari sepulang kerja, saya berjalan sejauh 3 kilometer ke tempat kerjanya, kemudian menunggu di tempat parkiran mobil, dan membaca buku.

Suatu hari saat menunggunya pulang kerja, saya melihat sebuah mobil mewah idaman berwarna biru lewat di depan saya. Saat sedang sibuk mengagumi mobil itu, saya melihat pengemudinya. Jujur, ia benar-benar wanita tercantik yang pernah saya lihat, mirip bintang film.

Rambutnya hitam legam dan kulitnya bak pualam. Mata kami beradu dan ia tersenyum padaku. Matanya sebiru langit, dan giginya bagaikan barisan mutiara. Ia mengenakan blus biru muda, cocok sekali dengan warna mobilnya. Saya bisa melihat anting-anting emas mewahnya ketika tersibak rambut hitamnya. Ah, cantik sekali wanita ini.

Tak lama kemudian, seorang pria ganteng keluar gedung, memasuki mobilnya, membungkuk, dan mencium wanita itu. Lalu mereka pun melaju pergi.

Duduk di parkiran dengan kemeja dan rambut ekor kuda, saya menangis. Ah, bagaimana mungkin orang memiliki semuanya?

Saya berusaha melupakan wanita itu, tapi minggu berikutnya, saya melihatnya lagi. Kemudian hampir rutin seminggu sekali saya melihat wanita itu. Ia tampak ramah dan selalu melambaikan tangan padaku, berkedip, dan tersenyum lebar. Saya benar-benar iri kalau berlama-lama melihatnya.

Hampir setiap malam saya memikirkan wanita cantik itu. Saya selalu membayangkan ia dan suaminya yang ganteng itu makan keluar rumah, di mana ya mereka makan, dan apa yang mereka kenakan. Ah, ingin rasanya saya melihat ia keluar dari mobil dan melihat tubuh wanita cantik itu. Apakah ia mengenakan sepatu hak tinggi dengan roknya yang manis.

Saya pun mendapatkan jawabannya dalam beberapa minggu kemudian.

Duduk di parkiran menunggu suami saya pulang, seperti biasa, saya membaca buku. Saya mengawasi wanita cantik itu. Ia sedang menunggu suaminya menghampiri mobilnya. Mereka berbicara beberapa kata dan membukakan pintu mobilnya untuk wanita itu melangkah keluar. Pria itu mengambil lengan istrinya dan membantunya keluar dari mobil. Saya bisa melihat dengan baik bagaimana wanita itu keluar dari mobil. Ia mengenakan rok. Cantik sekali.

Saya melihat wanita cantik itu pelan-pelan duduk menyamping dan memegang tongkat untuk berjalan. Ia mengangkat satu kaki dengan tangannya dan kemudian kaki yang lain. Ah, rupanya wanita cantik itu memakai kaki palsu di sebelah kiri dan kanan.

Saya benar-benar tidak percaya dengan apa yang saya lihat. Selama berminggu-minggu saya iri melihat wanita cantik ini. Sementara saya bisa berjalan tiga kilometer ke mobil kami.

Ketika suami saya tiba dan menemukan saya menangis, ia bertanya apa yang salah dengannya. Sambil menangis, saya menceritakan wanita soal wanita cantik itu. Rupanya suami saya mengenal suami wanita itu dan tahu jalan cerita hingga wanita cantik itu mengenakan kaki palsu. Rupanya wanita cantik itu saat masih berusia 12 tahun bersama kedua orangtuanya di dalam mobil yang tertabrak kereta api. Orangtua wanita itu meninggal seketika, dan ia terluka parah.

Sepanjang jalan pulang, aku berdoa memohon ampun padaNya. Wanita yang saya pikir punya segalanya, ternyata tidak. Saya bersyukur pada Tuhan berulang kali untuk kaki, lengan, dan penglihatan saya, dan untuk memberikan pelajaran di awal kehidupan.

Ketika kita bertemu dengan seseorang yang tampaknya jauh lebih baik daripada kita, jangan tertipu. Seperti halnya yang saya lihat, saya ternyata lebih beruntung, masih mempunyai orangtua, serta kemampuan untuk berjalan, berlari, atau menari di kehidupan saya. Uang tidak bisa membeli apa yang saya miliki sekarang. (inspire)