Intisari-Online.com – Dua malaikat sedang bepergian, lalu berhenti untuk bermalam di rumah keluarga kaya.
Keluarga itu dengan kasar dan menolak untuk membolehkan para malaikat itu menginap di kamar tamu rumah itu. Sebaliknya, para malaikat itu diberi ruang kecil di ruang bawah tanah yang dingin.
Ketika mereka hendak tidur di lantai yang keras, malaikat yang lebih tua melihat sebuah lubang di dinding yang sedang diperbaiki. Malaikat yang lebih muda bertanya mengapa, malaikat yang lebih tua menjawab, “Ini tidak selalu apa yang tampak.”
Malam berikutnya, kedua malaikat itu memutuskan untuk beristirahat di rumah seorang petani dan istrinya yang sangat miskin, tapi sangat ramah.
Setelah berbagi sedikit makanan yang mereka punya, pasangan petani itu membiarkan kedua malaikat itu tidur di tempat tidur mereka tempat mereka biasa beristirahat malam. Ketika matahari datang keesokan harinya, kedua malaikat menemukan petani dan istrinya menangis. Sapi mereka satu-satunya, yang menjadi pendapatan mereka dari memerah susunya, mati di lapangan.
Malaikat yang lebih muda memarahi malaikat yang lebih tua, “Bagaimana kau bisa membiarkan ini terjadi? Pria pertama yang memiliki segalanya, kau bantu. Tapi keluarga ini hanya memiliki sedikit tapi bersedia berbagi segala sesuatu dan kau membiarkan sapi keluarga ini mati.”
Malaikat yang lebih tua hanya menjawab, “Hal-hal ini tidak selalu apa yang tampak.”
“Ketika menginap di ruang bawah tanah keluarga kaya, aku melihat ada emas yang disimpan di dalam lubang di dinding. Karena pemilik rumah begitu terobsesi dengan keserakahan dan tidak mau berbagi nasib baiknya, aku menutup dinding sehingga ia tidak akan menemukannya. Lalu tadi malam saat tidur di tempat tidur petani, malaikat maut datang untuk menjemput istri petani itu. Aku memberinya sapi sebagai gantinya. Hal-hal yang terjadi tidak selalu apa yang tampak.”
Kadang-kadang itulah yang terjadi ketika hal-hal terjadi tidak sesuai dengan rencana. Kita hanya perlu mempercayai bahwa setiap hasil selalu untuk sebuah keuntungan kita. Tapi mungkin kita tidak mengetahuinya hingga beberapa waktu kemudian.
Jika kita mengalami hari yang buruk di tempat kerja, bayangkan orang yang dikeluarkan dari pekerjaannya sementara ia harus memberi nafkah bagi keluarganya. Jika kita merasa sulit untuk tidur malam, bayangkan keluarga tunawisma yang tidak memiliki tempat tidur untuk berbaring. Jika kita melihat rambut uban di cermin, bayangkan pasien kanker yang melakukan kemoterapi karena ingin memiliki rambut lagi.
Jika kita menemukan diri kita pada kerugian dan merenungkan bagaimana hidup kita. Bersyukurlah, masih ada orang-orang yang tidak cukup mendapatkan kesempatan. (moral stories)