Intisari-Online.com - Jalan Tunjungan 65, itulah alamat Hotel Majapahit yang tak pernah berubah semenjak hotel ini pertama kali didirikan di Surabaya oleh Sarkies Bersaudara, kelompok konglomerat hotel asal Armenia di tahun 1910. Tak sekadar hotel tua, Hotel Majapahit sudah menjadi bagian dari sejarah panjang kota Surabaya. Hotel yang konon pada masanya pernah diinapi Charlie Chaplin dan Paulette Goddard ini telah berganti nama serta kepemilikan beberapa kali. Awalnya, hotel ini dikenal sebagai Hotel Oranje, merujuk kepada nama keluarga bangsawan Belanda yang berkuasa di Surabaya kala itu. Hotel bernuansa arsitektur campuran kolonial dan art deco ini lantas berganti nama menjadi Hotel Yamato di tahun 1942 saat Jepang berkuasa di tanah Nusantara. Dalam buku-buku pelajaran sejarah SD, Hotel Yamato dikenal sebagai hotel tempat terjadinya peristiwa perobekan bendera Belanda (merah-putih-biru) menjadi bendera Indonesia (merah-putih) oleh para pemuda Surabaya, tanggal 19 September 1945. Peristiwa itu lalu menjadi cikal bakal invasi besar-besaran pada 10 November 1945 yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan hingga kini. Di usianya yang sudah lebih dari satu abad, kondisi Hotel Majapahit masih terlihat anggun dan terawat. Rasa klasik bangunan tetap dipertahankan dengan tetap menggunakan pernak-pernik interior kuno seperti gagang flush toilet tua yang bentuknya masih menjuntai di atas kepala. Kolam air mancur yang berada di sisi kanan paviliun hotel menambah sejuk suasana hotel di sore hari. Hotel dengan 150 kamar ini hingga kini masih menjadi salah satu hotel bintang lima utama di kota pahlawan. Beberapa review perjalanan menyatakan kenyamanan dan tarif hotel yang lebih murah dibandingkan Hotel Raffles di Singapura yang dahulu sama-sama dimiliki oleh Sarkies Bersaudara. Jadi, jika Anda ingin merasakan pengalaman unik menginap di kamar bergaya kolonial Belanda, cukup ke Hotel Majapahit Surabaya saja! Telepon di nomor (62-31) 5454 333 atau klik situsnya.