Intisari-Online.co -Sebagai kelanjutan dari reaksi terhadap kemampuan nuklir Korea Utara, Korea Selatan mengumumkan bakal membuat "senjata cyber." Senjata itu adalah program virus mirip dengan Stuxnet yang pernah dipakai Amerika Serikat untuk menyerang reaktor nuklir milik Iran.
Sejak terpisah menjadi dua negara berbeda pada dekade 1950-an, Korea Selatan dan Korea Utara terus bersitegang hingga kini. Hubungan kedua negera ini pun makin memanas sejak Korea Utara mengumumkan sukses uji coba nuklir pada 2006 lalu.
Melalui kantor berita Yonhap, pihak Korea Selatan menyatakan bahwa senjata cyber tersebut bisa menyebabkan kerusakan fisik pada reaktor nuklir dan fasilitas rudal milik Korea Utara.
Pemanfaatan senjata cyber ini dimulai dengan beberapa tahap. Tahap pertama berupa program propaganda online yang menyasar jejaring dan media sosial milik Korea Utara. "Begitu tahap kedua dijalankan, pusat komando cyber akan meluncurkan serangkaian misi perang cyber," ujar seorang pejabat senior Korea Selatan.
Alan Woodward, Pakar kemanan komputer Profesor, mengatakan kepada BBC bahwa penggunaan senjata cyber seperti ini sangat berbahaya. "Bisa merusak segala macam hal lain yang bukan termasuk dalam sasaran," jelas Woodward.
Pada kasus Stuxnet, misalnya, lanjut Woodward, program itu sulit dikontrol begitu sudah dilepaskan.
Woodward juga mengingatkan bahwa senjata cyber seperti Stuxnet tak mengenal batas negara. Artinya, ia bisa saja berubah menjadi senjata makan tuan atau menyebar ke negara-negara lain yang tak punya urusan dengan konflik Korea Utara-Korea Selatan. (Oik Yusuf|kompas.com)