Intisari-Online.com – Dengan harapan tunanetra dapat mandiri, dalam hal ini berjalan sendiri dari satu lokasi menuju lokasi yang lain, diciptakanlah Microsoft Bone-Conducting Headset, sebuah pemandu tunanetra berjalan dengan menyenangkan.
Berjalan dari satu lokasi menuju lokasi yang lain tentu akan terasa amat sulit bagi seorang tunanetra. Jikapun ada anjing pemandu, mereka akan mudah stres karena dia hanya berjalan tanpa mengetahui lingkungan sekitar atau berapa lama dia harus berjalan.
Perangkat yang masih dalam tahap pengujian ini dikembangkan dengan bantuan dari Guide Dogs, sebuah lembaga amal di Inggris. Menggunakan teknologi 3D soundscape, sepanjang jalan pengguna akan dipandu oleh isyarat audio.
Headset ini tidak bekerja sendiri, diperlukan smartphone yang dapat menerima informasi melalui Bluetooth dan jaringan WiFi yang ditempatkan sepanjang jalan dimana pengguna akan melaluinya.
Microsoft Bone-Conducting Headset baru saja diuji di sebuah kawasan pinggiran di London, dimana penguji pertama, Jennifer Warnick yang ditutup matanya dapat berjalan cepat. Penulis berita perusahaan tersebut merasakan dirinya dapat begitu efisien melangkah dan “melihat” sekelilingnya hanya melalui suara yang membimbingnya.
Dalam laporan rincinya, Warnick menunjukkan bagaimana pemancar secara terus-menerus mengirimkan isyarat audio yang terdengar seperti suara kelapa berderap. Suara-suara ini memastikan dirinya mengambil jalan yang benar.
Dia juga mendengar suara-suara lain seperti suara peringatan jika dirinya belok terlalu dekat dengan tepi jalan, suara turn-by-turn yang menunjukkan arah yang mesti dia ambil, seberapa jauh lagi lokasi yang akan dia tuju, atau jika bus yang dia tunggu sudah mendekat.
Untuk digunakan secara umum, pemasangan pemancar-pemancar yang lebih banyak dan lebih permanen perlu dilakukan. Hanya dengan cara itu, Microsoft Bone-Conducting Headset dapat menjadi pemandu tunanetra berjalan dengan menyenangkan dapat bekerja dengan baik.