Intisari-Online.com -Selama ini kita cenderung lebih sibuk meneliti tubuh laki-laki; perubahannya, sirkulasinya, dan hal remeh-temeh lainnya. Itulah yang menjadi salah satu penyebab kenapa kita sering miskomunikasi mengenai apa yang terjadi dengan tubuh perempuan. Termasuk di dalamnya adalah mengenai mitos-mitos yang terkait.
Berikut lima mitos mengenai tubuh perempuan, seperti yang dilansir oleh livescience.com:
- Perempuan tak bisa hamil selama menstruasi.
Setelah berada dalam ovum, sperma ternyata bisa menunggu telur sampai seminggu. Itu artinya, ovulasi bisa terjadi segera setelah mens, atau bahkan selama fase pendarahan.
- Monopouse menyebabkan dorongan seks turun.
Ini mitos. Sebuah survei kebisaan seksual yang dilakukan oleh Edward Laumann pada 1994, ditemukan, sekita setengah dari perempuan di usia 50 tahunan beberapa kali melalukan seks dalam sebulan.
- Perempuan membutuhkan tidur yang sama dengan laki-laki
Kebutuhan tidur laki-laki dan perempuan yang sama hanya mitos. Sebuah penelitian yang dilakukann terhada 6.000 peserta pada 2007 oleh beberapa peneliti dari Universitas Marwick menemukan, perempuan yang tidur kurang dari lima jam perhari, dua kali lebih berpotensi menderita hipertensi daripada yang tidur normal. Sementara laki-laki tidak.
- Antibiotik bisa menumpulkan fungsi pil KB
Saat bekerja, kemungkinan kegagalan fungsi pil KB hanya satu persen. Dan itu tidak berubah ketika ada antibiotik dalam tubuh perempuan. Kecuali, antibiotik itu memang dikhususkan untuk menghajar kerja pil KB, seperti
rifampin.
- Seorang dokter mampu menebak apakah perempuan masih perawan atau tidak.
Meski menggunakan kaca pembesar 10 kali lipat, seorang dokter tidak akan bisa dengan persis menghakimi keperawanan seorang perempuan. Mencari lubang (tanda tidak perawan) bukan perkara mudah, karean terlalu banyak lubang di seputar selaput dara.