Melirik Sejarah Dunia dari Terapi Hipertensi

Moh Habib Asyhad

Editor

Melirik Sejarah Dunia dari Terapi Hipertensi
Melirik Sejarah Dunia dari Terapi Hipertensi

Intisari-Online.com -Terapi hipertensi ternyata memiliki andil besar terhadap gerak sejarah yang terjadi hingga saat ini. Oleh beberapa ahli, hipertensi secara tidak langsung dianggap memengaruhi keputusan presiden Amerika Serikat Franklin D Roosevelt selama Konferensi Yalta. Hipertensi juga dianggap berperan dalam kelanjutan kasus krisis misil Kuba 1962.

12 April 1945, Perang Dunia II hampir berakhir. Tiba-tiba Presiden AS Franklin D Roosevelt meninggal karena perdarahan di otak. Banyak yang kaget dengan kabar itu, tapi bagi orang-orang yang dekat dengan Roosevelt pasti tahu, sejak 10 tahun sebelumnya Roosevelt sudah divonis kena hipertensi.

Para ahli masih memperdebatkan apakah hipertensi dan komplikasi gagal jantung memengaruhi keputusan Presiden AS itu selama Konferensi Yalta. Konferensi itu menentukan wajah Eropa setelah Perang Dunia Kedua. Eropa setelah perang terbagi menjadi blok barat dan timur. Konferensi itu terjadi hanya delapan pekan sebelum kematiannya.

Di sisi lain, Pemimpin Uni Soviet di masa Perang Dunia II Josef Stalin juga penderita hipertensi. Ia meninggal mendadak pada 1953 karena stroke. Wajah Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet tentu akan berbeda jika Stalin yang dikenal keras masih memimpin Uni Soviet saat krisis misil Kuba. Krisis yang terjadi tahun 1962 itu nyaris memicu konflik nuklir antara AS dan Uni Soviet.

Terapi hipertensi di masa Roosevelt atau Stalin tidak semaju saat ini. Tahun 1950-an obat-obatan hipertensi masih bersifat diuretik atau membuang kelebihan cairan tubuh lewat buang air kecil. Volume air yang menurun itu akhirnya akan menyebabkan tekanan darah jadi turun.(Baca juga: Obati Hipertensi Secara Alami)

Sulit dibayangkan, bagaimana gerak sejarah dunia jika terapi hipertensi saat itu secanggih sekarang? Roosevelt lebih panjang umurnya, Stalin yang keras kepala juga masih tetap berkuasa. Beruntungnya, mereka lebih cepat tiada. (Kompas.com)