Intisari-Online.com – Sejak tahun 1970-an bahan Kevlar (serat sintetis pengganti baja) telah digunakan sebagai bahan pakaian atau rompi antipeluru. Ketangguhan Kevlar menahan terjangan peluru sudah teruji. Namun, Kevlar memiliki kelemahan. Bahan ini kaku dan berat. Daya tangkal terhadap terjangan peluru akan menurun 20% dalam kondisi basah.
Untuk mengatasi masalah ini, Rajiv Padhye, ahli tekstil di Royal Melbourne Institute of Technology (RIMT) Australia mengembangkan bahan rompi antipeluru dari campuran Kevlar dan wool. Ya, wool yang sering dipakai untuk bahan pakaian penghangat badan itu ternyata bisa digunakan untuk bahan campuran antipeluru.
Dengan bantuan teknologi nano (nanowire), rompi antipeluru berbahan wool dan Kevlar ini bisa dibuat menjadi lebih ringan. Rajutan wool yang sangat rapat dapat mengurangi tebal Kevlar. Rompi berbahan Kevlar membutuhkan 36 lapisan, sementara rompi berbahan Kevlar-wool hanya membutuhkan 30 lapisan. Kekuatannya sama.
Kelebihan rompi antipeluru ini, selain lebih ringan dan enak dipakai, punya daya antipeluru maksimal meskipun dalam keadaan basah. Adanya rajutan wool membuat air dapat terserap sempurna. Dengan begitu Kevlar tidak basah sehingga daya tangkalnya terhadap peluru tidak berkurang. (Intisari)
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR