Waspadai Perlemakan Hati

Ulfa Karina

Editor

Waspadai Perlemakan Hati
Waspadai Perlemakan Hati

Intisari-Online.com - Waspadalah, perlemakan hati bisa berkembang menjadi hepatitis atau peradangan hati, bahkan kanker hati, jika tidak segera diatasi. Untuk menurunkan risiko perlemakan hati, pola makan perlu diijaga disertai olahraga secara teratur.

“Perlemakan hati akibat ganguan metabolismik disebut non-alcoholic fatty liver disease (perlemakan hati bukan karena konsumsi alkohol/NAFLD),” kata ahli gastroenterohepatologi pada Divisi Hepatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), Irsan Hadisan, dalam sebuah perbincangan di jakarta.

NAFLD berkembang menjadi hepatitis pada tahap non-alcoholic steatohepatitis (NASH). Perlemakan hati terjadi saat berat saat tumpukan lemak di hati 5 persen dari berat total hati. Sekitar 85 persen kasus perlemakan hati karena gangguan metabolismik dipicu resistensi insulin (tubuh butuh insulin lebih dari biasa untuk kontrol gula darah).(Baca juga :Waspadai Penyebab Baru Kanker Hati)

Berdasarkan survei terhadap 1.000 orang di Depok, Jawa Barat, pada 2001, angka kejadian perlemakan hati 30,6 persen. Subyek riset berusia 25 tahun ke atas mengingat pasien perlemakan hati umumnya berusia 40-50 tahun. Dari survei itu, Irsan dan tim menemukan tiga faktor risiko perlemakan hati, yakni obesitas, trigliserida tinggi, dan diabetes.(Baca Juga : Hepatitis Bukan Karena Kelelahan )

Perlemakan hati, kata Irsan, bisa menyebabkan sirosis, tetapi potensinya lebih kecil dibandingkan akibat virus. Dari 100 penderita perlemakan hati, 10-15 orang bisa kena sirosis. Ada pun dari 100 penderita hepatitis akibat virus, sekitar 30 di antaranya bisa berujung pada sirosis. Untuk mendeteksi apakah penderita terkena hepatitis atau tidak bisa dilakukan pemeriksaan laboratorium.

Konsultan endokrin, metabolik dan diabetes di Divisi Metabolik Endokrin FKUI-RSCM, Em Yunir Masthor, menambahkan, agar dampak pelemakan hati akibat gangguan metabolismik tak memburuk, penderita harus berilahraga secara teratur, terutama aerobik. Hal itu disertai diet dengan mengurangi konsumsi makanan berlemak dan makanan yang digoreng. (Kompas)