Intisari-Online.com - Ketika seseorang stres, makanan umumnya menjadi pelampiasan utama. Makanan berkarbohidrat tinggi seperti permen, cake, dan roti seringkali dijadikan pilihan menyenangkan sebagai pelepas stres. Makanan berkarbohidrat tinggi dapat mengurangi stres dalam kadar tertentu.
Mekanismenya begini. Karbohidrat yang dikonsumsi oleh tubuh dapat memicu aktivitas insulin. Insulin ini berfungsi untuk menangkap asam-asam amino lain selain triptofan. Alhasil asam amino triptopan dapat masuk ke otak yang kemudian diubah menjadi serotonin. Nah, serotonin merupakan neurotransmitter atau pemancar saraf yang bisa memberikan efek ketenangan dan rasa senang pada seseorang. Begitulah, karbohidrat pun mampu menurunkan stres.
Masalahnya, meski bisa menurunkan stres, dalam jumlah tertentu makanan ini memberi dampak peluang obesitas yang tinggi. Makanan yang kaya akan karbohidrat sederhana seperti gula pun dapat menyebabkan seseorang lebih emosional setelah mengonsumsinya dalam jumlah tinggi. Solusi untuk menghindarinya adalah dengan mengonsumsi makanan berkarbohidrat kompleks seperti roti gandum atau sereal yang lebih lama dicerna oleh tubuh dibandingkan dengan karbohidrat sederhana.
Konsumsi yang berimbang dengan protein pun mampu menurunkan stres dan dampak lainnya dari konsumsi karbohidrat berlebih. Juga untuk menjaga keseimbangan tubuh karena sebagian asam amino yang terserap oleh insulin. Selain itu konsumsi buah-buahan yang kaya akan vitamin C dapat mengurangi defisiensi terhadap vitamin ini yang digunakan untuk pembentukan adrenalin ketika stres. (Penulis adalah mahasiswa teknologi pangan Universitas Negeri di Bandung)