Makanan Peredam Perut Kembung

K. Tatik Wardayati

Editor

Makanan Peredam Perut Kembung
Makanan Peredam Perut Kembung

Intisari-Online.com – Merasa perut kembung? Apa yang Anda makan (dan tidak dimakan) setiap hari mungkin menjadi alasan mengapa keluhan ini umum terjadi. Mari kita lihat kebiasaan dan makanan apa yang seharusnya diasup agar perut tidak berasa kembung.

  • Kenali makanan yang memproduksi gas. Kacang-kacangan dan sayuran seperti brokoli, kembang kol, serta kubis mengandung gula kompleks yang disebut rafinosa. Rafinosa lebih sulit dicerna dibandingkan dengan gula lainnya, sehingga bakteri usus harus bekerja keras agar makanan ini tercerna, akibatnya menghasilkan gas sebagai produk sampingan. Tapi jangan lantas menghindari makanan bermanfaat ini untuk menghindari kembung. Cukup tambahkan makanan berserat tinggi secara bertahap sehingga tubuh terbiasa menyantapnya.

  • Jangan gunakan air rendaman. Ada alasan mengapa kita perlu merendam biji. Perendaman membantu untuk melepaskan gas ke dalam air. Jangan gunakan air rendamannya. Hal yang sama berlaku untuk pasta. Anda mungkin melihat buih atau gelembung dalam panci pasta setelah mendidih. Jangan gunakan kembali air tersebut. Sebaiknya bilas pasta gandum dengan air dingin sebelum menambahkan saus pasta.

  • Jangan makan terlalu banyak natrium. Garam membuat tubuh menahan air. Makanan kemasan dan makanan yang digoreng mengandung lebih banyak garam. Asupan natrium yang dianjurkan adalah 2.300 mg per hari. Satu porsi sup kalengan, misalnya, bisa memberikan 800 mg natrium. Sementara mi instan bisa lebih dari 1.800 mg natrium dalam satu porsinya. Itu belum termasuk makanan lain yang disantap. Kurangi makan makanan cepat saji dan makanan olahan, karena kandungan natriumnya sangat tinggi.

  • Makan lebih banyak makanan kaya kalium. Kalium dapat melawan dampak natrium yang terlalu banyak yang membuat ginjal mengeluarkannya. Makanan kaya kalium selain pisang juga bisa didapat dari kentang, tomat, ubi jalar, avokad, kacang hijau, bit, aprikot, wortel,jagung, jamur, serta kacang merah.

  • Periksa gula alkohol pada label makanan. Gula alkohol adalah jenis pemanis, umumnya ditemukan pada permen karet atau produk bebas gula. Gula alkohol yang dicerna sebagian, menyebabkan bakteri usus Anda menghasilkan gas sebagai hasilnya. Untuk mengetahui apakah makanan kemasan Anda mengandung gula alkohol, carilah bahan yang berakhiran dengan “ol”, seperti sorbitol, maltitol, xylitol, dll.

  • Makan jahe. Pernahkan Anda bertanya-tanya mengapa sering menemukan sepotong jahe dalam hidangan dari restoran cina favorit Anda? Orang Cina percaya, jahe harus selalu dipasangkan dengan makanan yang memproduksi gas untuk menciptakan keseimbangan. Jahe adalah peredam gas, serta stimulan motilitas usus, yang membantu makanan agar usus bergerak lebih cepat sehingga mengurangi waktu bagi bakteri usus bereaksi terhadap sisa makanan (bakteri usus akan memfermentasi makanan yang dicerna dan menghasilkan gas). Cobalah untuk menambahkan sepotong jahe dalam panci sup Anda, atau nikmati secangkir teh jahe setelah makan untuk menghilangkan rasa kembung.

  • Anda mengalami intoleransi laktosa? Intoleransi laktosa lebih umum terjadi. Jika Anda merasa kembung atau diare dalam waktu satu jam setelah minum susu, bisa jadi Anda mengalami intoleransi laktosa. Laktosa adalah gula alami yang ditemukan dalam produk susu. Orang dengan intoleransi laktosa kekurangan enzim laktase yang dibutuhkan untuk mencerna laktosa. Tapi lantas jangan tidak minum susu, karena sekarang sudah ada susu bebas laktosa atau pil enzim laktase untuk menyiasatinya.

  • Tingkatkan asupan serat perlahan. Jika Anda tidak sering makan makanan tinggi serat, makanan tinggi serat secara mendadak dapat menyebabkan perut kembung. Tambahkan serat dalam makanan Anda secara bertahap, dan ini dapat menghindari kembung karena tubuh akan menyesuaikan dengan diet baru Anda.

Sesekali kembung mungkin tidak membahayakan tubuh Anda. Namun, jika Anda terlalu sering mengalami perut kembung atau sakit perut setelah makan, sebaiknya Anda segera menghubungi dokter. (*)