Advertorial

Jakabaring Nama Stadion di Palembang Tempat Digelarnya Asian Games yang Sering Salah Diartikan, Kok Bisa?

Afif Khoirul M
Moh. Habib Asyhad
Afif Khoirul M
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Intisari-online.com - Stadion Jakabaring adalah salah satu stadion di Palembang, tempat ini adalah kandang tim Sepakbola Sriwijaya FC.

Sekaligus tempat ini bakalam menjadi salah satu lokasi pesta olahraga terbesar di Asia bertajuk Asian Games digelar.

Banyak hal menarik dari istilah Jaka baring yang terus melekat di telinga masyarakat hingga kini, namun sejatinya istilah tersebut salah kaparah diartikan.

Dalam riwayat orang-orang jawa Jakabaring mungkin akan terdengar seperti nama tokoh dan akrab di telinga orang jawa seperti Jaka Sembung, Joko Tarub hingga Joko Tingkir.

Baca Juga :Inilah Sosok Tampan Dibalik Suara yang Sering Umumkan Nama-nama Pemain Saat Laga di Stadion GBK

Baca Juga :Jangan Dibuang, Silica Gel Punya Segudang Manfaat yang Bisa Diketahui Lewat Warnanya

Pada era kemerdekaan sekarang ini muncullah tokoh Jaka/Joko baru dari Palembang. Hingga siapapun pasti akan bertanya-tanya dan mencari tahu, apa dan siapakah tokoh Jakabaring itu?

Kalau dia memang tokoh sesungguhnya mungkin ada yang mencari dimana kuburannya, atau siapakah anak cucu dan keturunannya?

Akan tetapi Jakabaring tidak pernah Ada meski namanya hingga digunakan sebagai nama Stadion dan cukup melegenda, nama tersebut bukanlah nama tokoh.

Jakabaring bisa dikatakan adalah sebuah lokasi dengan nama yang sudah lama ada di Palembang.

Baca Juga :Link Live Streaming Persija Jakarta vs Madura United, Penuh Gengsi!

Historisitas bermula dari beberapa orang yang menghuni tempat itu, terdiri atas suku Jawa, Kabale, Batak dan Komering.

Kisah pemberian nama ini sukup unik. Bermula dari gagasan Tjik Umar, seorang anggota TNI AD yang bertugas di Kodam Sriwijaya yang termasuk penghuni awal dengan membangun rumah di dalam hutan belukar berawa-rawa.

Umar pada tahun 1972 diangkat sebagai ketua RW oleh warga setempat, ketika pemukiman awal telah cukup berkembang, dan dia menemukan ‘sangat banyak pendatang dari daerah lain.

Namun, kawasan Jakabaring yang dianggap ‘belantara kosong dari manusia’ itu, sesungguhnya telah didiami oleh beberapa orang sejak dekade 1950an.

Baca Juga :Masih Ingat Kakek 75 Tahun yang Nikahi Gadis Berusia 25 Tahun? Begini Kondisi Keduanya Sekarang

Sebuah sumber dari karya T Wijaya mengatakan, bahwa sejak tahun 1950an, telah ada 'segelintir orang yang nekat masuk ke daerah itu'.

Dengan bermodal parang, cangkul, serta selembar surat pancung alas, atau surat izin membuka lahan dari pemerintah, mereka selama sepuluh tahun menggarap kawasan yang masih dihuni ular dan buaya.

Namanya begitu menggema dan hingga kini nama tersebut sangat melekat di telinga orang Palembang.

Trasmigrasi dan pertumbuhan penduduk cepat menyebabkan kawasan Jakabaring dikenal luas hingga tahun 90an.

Hiangga akhirnya geliat Jakabaraing mulai terasa ketika pemerintah Sumatera Selatan lewat Gubernur Hsan Basri 1998-2003 menginginkan wilayah tersebut disulap menjadi daerah perkantoran dan kota.

Alhasil daerah tersebut kini semakin maju dan nama Jakabaring sebenarnya diartikan sebagai tanah yang bebas, dimana dahulu kala diduduki oleh Sultan Palembang.

Kini nama Jakabaring terkenal dan menjadi nama salah satu stadion di Plembang yaitu Stadion Jakabaring.

Artikel Terkait