Ching Shin dibantu oleh suaminya yang baru, menyusun dan menerapkan aturan ketat yang sangat berat bahkan untuk standar bajak laut.
Misalnya, dalam semangat kesetiaan dan rasa hormat di atas segalanya, setiap ketidakpatuhan atau tindakan tanpa perintah langsung dihukum dan tentu ini mengakibatkan kematian di tempat!
Mencuri dari hasil jarahan, akan mati dengan taruhan 'kepala'.
Semua barang dan tawanan yang ditangkap harus dihitung dan diperiksa.
Lebih jauh lagi, perkosaan tidak mungkin dilakukan sejak saat itu, dan siapa pun yang ditemukan melakukannya akan dipancung.
Adapun hubungan seksual konsensual dengan tawanan wanita?
Nah, jika itu dilakukan saat bertugas, itu akan mendapat hukuman dengan taruhan kepala untuknya saat itu juga, dan di bawah papan untuk wanita itu.
Dia adalah penguasa yang kejam, tanpa rasa takut dengan dunia luar.
Baca juga: Kisah Tragis Para Pekerja Wanita yang Terpapar Radium, Satu Abad Jenazah Mereka Masih Bercahaya!
Selama tidak kurang dari tiga tahun, gangguan nyata berdampak bagi Inggris, Prancis, Portugal, dan Kekaisaran Qing, yang menginginkan Laut Cina tanpa bajak laut untuk perdagangan mereka, tetapi tidak bisa menyingkirkannya.
Pada saat-saat putus asa itu, Kaisar Qing saat ini, Jiaqingdi, menawarinya kesepakatan.
Hentikan semua kegiatan bajak laut, bongkar armada, buka rantai korupsi, dan jalan bebas bersama semua hasil curian/rampasan.
Source | : | thevintagenews.com |
Penulis | : | Adrie Saputra |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR