Setelah itu tentu saja banyak orang ingin mengambil alih posisi kapten.
Ching, tepat setelah kematian suaminya, dikelilingi oleh ketidakpastian dan bahaya dari segala arah.
Dia harus menemukan cara untuk tetap berada di puncak sebagai komandan, menjaga potensi pemberontakan.
"Ketajaman bisnis mulai ditampilkan, bagaimana ia menjadi kepala keseluruhan konfederasi," tulis Dian H. Murray, seorang profesor sejarah Tiongkok di Jurusan Bahasa dan Budaya Asia Timur sebagai bagian dari Universitas Stanford.
Madame Ching berhasil tumbuh dalam kekuatan penuh meski kehilangan suaminya.
Pertama, dia menikah lagi, memilih putra angkat suaminya, Cheung Po Tsai, yang baru saja akan menggantikan ayahnya.
Semua yang Ching Shin lakukan adalah untuk masa depan organisasi.
Baca juga: Inilah Kisah Seru 5 Wanita yang Menyamar Sebagai Pria, Bahkan Ada yang Jadi Bajak Laut
Saat suaminya meninggal, Ching masih merupakan 'penjaga rahasia kecil' yang berharga dan yang dengan orang-orang berpengaruh ada di 'sakunya'.
Dalam beberapa minggu, dia memiliki kendali penuh dan mutlak atas seluruh Armada Bendera Merah.
Menggabungkan semua kapal dari setiap kapten bajak laut lainnya, dan mengumpulkan semua pelaut dan bajak laut yang jatuh di bawah komando mereka.
Pada titik waktu ini, ia menjadi kapten lebih dari 1.800 kapal dan memiliki awak kapal lebih dari 100.000!
Source | : | thevintagenews.com |
Penulis | : | Adrie Saputra |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR