Intisari-Online.som - Malam pertama tidak berdarah, hal itu bisa saja terjadi. Kendati seorang perempuan masih gadis dan belum pernah mengalami cedera selaput dara, malam pengantin bisa saja berakhir tanpa terlihat ada tetesan darah.
(Salah Kaprah Mitos Keperawanan)
Secara medis bisa dimengerti, tidak selalu harus berdarah sekalipun masih virgin. Mengapa bisa begitu?
Kita tahu jenis selaput dara tidak hanya satu macam. Ada lebih empat macam, baik melihat sifat lubang-lubangnya, maupun elastisitasnya.
Pada wanita yang selaput daranya lebih tebal dan kaku, kemungkinan bisa saja tidak langsung berdarah pada malam pertama. Selaput daranya mungkin baru berdarah pada malam-malam berikutnya.
(Bercak Merah di Malam Pertama: Ketika Keperawanan Dipersoalkan)
Atau bisa jadi juga tidak berdarah sama sekali pada malam-malam berikutnya. Selaput dara jenis ini baru benar-benar terkoyak setelah melahirkan anak.
Kasus malam pengantin tidak berdarah seperti itu sering menjadi prahara di awal pernikahan. Masuk akal bila pihak suami serta-merta mendakwa secara terang-terangan atau cuma di dalam hati. Kecurigaan karena tidak berdarah berarti pihak istri sudah tidak gadis lagi. Padahal, belum tentu berarti begitu. Tak jarang kasus begini berbuah perceraian.
Itu maka, betapa penting memahami pengetahuan seks bagi remaja laki-laki maupun perempuan. kalau saja setiap suami tahu bahwa selaput dara itu berjenis-jenis, tentu akan lebih arif menghadapi istri yang sesungguhnya masih perawan itu.
Malam pertama tidak berdarah bukan selalu pasti sudah tidak perawan. Untuk menengahinya, bisa minta bantuan pihak dokter kebidanan untuk memeriksa dan memastikannya. Lain soal kalau memang sudah tidak perawan sejak awal.
(Sumber: Buku Kiat Sehat Pranikah: Menjadi Calon Ibu, Membesarkan Bayi dan Membangun Keluarga Muda, karya dr. Handrawan Nadesul)