Intisari-Online.com - Banyak penelitian yang mengungkapkan bagaimana kemesraan dan keharmonisan rumah tangga dapat terjaga melalui aktivitas seks. Namun, baru kali ini ada penelitian yang mengungkapkan bahwa pria bisa mengalami depresi jika kekurangan seks.
Hal ini terkait dengan kandungan hormon testoteron, hormon yang terkait dengan gairah seks pria. Dimana hormon ini akan berada pada kadar yang rendah ketika pria jarang melakukan berhubungan seksual dengan pasangannya.
Hasil penelitian yang melibatkan 200 orang pria dengan rata-rata berusi 48 tahun tersebut menunjukkan separuh pria yang memiliki kadar hormon testosteron yang rendah secara resmi didiagnosa depresi baik oleh dokter atau mereka menunjukkan gejala-gejala depresi. Sebanyak 25 persen di antaranya bahkan telah menjalani perawatan dan mengonsumsi obat-obatan.
Jika kadar hormon yang berperan dalam produksi sperma, gairah seks, rambut pada wajah, massa otot, dan struktur tubuh ini tidak seimbang, maka akan berpotensi menciptakan masalah mental. Kadar produksi hormon testosteron mencapai puncaknya pada usia remaja dan akan perlahan menurun setelah usia 40 tahun.
Data dari riset tersebut menemukan bahwa pria yang mengalami depresi karena kadar hormon testosteron yang rendah juga mengalami obesitas, masalah erektil (jaringan pada alat vital), energi yang lemah, dan gangguan tidur. Kadar depresi partisipan berfluktuasi antara 62 hingga 65 persen berdasarkan usia dengan kelompok usia yang lebih tua mengalami depresi lebih parah.
Meskipun demikian, para peneliti mengaku perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang topik pria bisa mengalami depresi jika kekurangan seks. Menurut mereka, korelasi antara depresi dengan rendahnya hormon testosteron kemungkinan dapat dibantu dengan terapi.
(Sakina Rakhma Diah Setiawan/kompas.com)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR