Di usia ini pula, jangan kaget apabila anak sudah mengetahui konsep "berbohong untuk kebaikan". Misalnya, ia mengaku telah mengotori meja makan padahal Sang Adik yang melakukannya. Meski buah hati telah menunjukkan kepekaan sosial dan kepedulian, namun Anda tetap harus memberikan pemahaman.
Praremaja
Usia 9 tahun ke atas, anak yang tergolong praremaja ini sudah mengembangkan ide-ide mengenai kebenaran dan kebohongan, namun dengan batas yang masih samar. Anak di usia ini mulai kritis mempertanyakan realitas yang tak mereka percayai.
Selain itu, wajar pula bila anak mulai sedikit tertutup tentang kehidupannya. Brody mengemukakan, ini bukan pertanda buah hati mulai tak jujur atau telah melakukan kesalahan, melainkan sebagai salah satu tanda tumbuh kembangnya menuju keremajaan.
Ketidakjujuran yang dilakukan anak usia ini adalah seputar pekerjaan rumah, nilai ujian, atau kewajiban-kewajiban yang tak dilakukan. Bagaimana menyikapinya? Pertama, coba tunjukkan bahwa Anda tak senang dengan sikapnya yang mulai tak jujur. Kemudian, tanya alasannya melakukan hal tersebut.
Jika anak masih membantah sementara Anda yakin ia telah berbohong, jangan langsung memarahinya karena anak bisa bersikeras dengan kebohongannya. Diamkan terlebih dahulu, kemudian cari waktu yang tepat untuk membahasnya.
Namun ingat, mengajarkan nilai kejujuran harus disertai contoh dari orangtua. Bila orangtua menerobos lampu lalu lintas, melakukan kebohongan pada orang lain di depan anak, atau hal lainnya, anak seolah diberi pembenaran bahwa ia pun boleh melakukannya.
Kenapa Bohong, Nak?
Berikut beberapa alasan penyebab Si Kecil berbohong.
1. Menunjukkan Identitas
Dorongan dari lingkungan bisa saja membuat buah hati berbohong untuk diterima di lingkungan tersebut.
2. Mendapat Perhatian
Tak jarang, buah hati yang usianya masih kecil berbohong tentang hal-hal yang mustahil hanya untuk mendapatkan perhatian.
3. Menjaga Perasaan
Anak kecil dinilai selalu jujur saat dimintai pendapat. Namun, seiring berjalannya waktu, orangtua sering pula meminta buah hati untuk tak mengatakan suatu hadiah jelek atau tak ia sukai karena bisa membuat yang memberi sedih. Maka, ia pun belajar "berbohong demi kebaikan" untuk menjaga perasaan orang lain.
4. Menghindari Masalah atau Hukuman
Ini alasan yang paling sering dilakukan. Pada sebagian anak, saat ia berbuat salah secara sengaja atau tidak, ia memilih berbohong agar tak dimarahi atau dihukum.
(Annelis Brilian/tabloidnova.com)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR