Intisari-Online.com – Pernahkah kita sering berwajah merah ketika sedang marah atau malu? Atau tiba-tiba muncul sesak di dada ketika kita cemas? Bisa jadi ada “kupu-kupu” di perut ketika kita sedang jatuh cinta?
Percaya atau tidak, ternyata emosi memang berkait langsung dengan sensasi-sensai yang muncul di beberapa tubuh manusia. Setelah lima kali percobaan, beberapa peneliti dari Finlandia berhasil menemukan fenomena itu dengan melibatkan 700 peserta secara online dari Finlandia, Swedia, dan Taiwan.
Para peserta tersebut diberi garis tubuh dan diminta untuk mewarnai (sebagai tanda) daerah di mana muncul sensasi dingin atau panas setelah menghadapi 13 jenis emosi. Termasuk marah, takut, terkejut, bahagia, gelisah, dan depresi.
“Ketika pertama kali kami membuat pemetaan, rasanya seperti wow...tiap-tiap emosi menunjukkan sensasi yang berbeda. Benar-benar berbeda,” ujar Lauri Nummenmaa, salah satu peneliti yang juga seorang profesor di Aalta University, Findalia.
Uniknya, pola yang muncul selalu konsisten. Misalnya, sebagian emosi berhubungan dengan dada dan kepala. Kemarahan membuat orang merasa tungkainya menjadi lebih berat, sedangkan ketika sedih bobotnya menurun. Tak seperti emosi lain, bahagia memunculkan sensasi di seluruh tubuh.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Proceeding of the National Academy of Sciences memang masih terbatas untuk orang dalam kondisi tubuh yang sehat. Oleh karena itu, untuk ke depannya, akan ada upaya untuk melihat perubahan yang terjadi pada orang yang mempunyai mood jelek. Harapannya, ini akan membantu mendiagnosa kondisi psikologis yang berbeda.
Lantas, apa artinya ini untuk kita? Penelitian tersebut menegaskan agar kita tidak mengabaikan perasaan di usus atau dingin di kaki, karena bisa jadi itu menjadi indikasi perubahan emosi pada diri kita. (usatoday.com)