Intisari-Online.com - Membawa anak ke kantor bukannya tanpa konsekuensi apa pun. Yang patut diingat adalah, tak semua lingkungan kantor aman untuk anak-anak. Jika orangtua bekerja sebagai manajer operator pada sebuah pabrik, tentu saja sangat riskan untuk membawa si kecil berkeliaran di kantor.
“Salah-salah, orangtuanya lengah sedikit, si anak langsung memencet tombol atau menyentuh mesin yang membahayakan dirinya. Bisa dibayangkan akibatnya, ‘kan?” tanya Dra. Rahmitha P. Soendjoejo, Psi., Psikolog dari Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI).
Orangtua yang bekerja dengan sistem shift juga kurang dianjurkan untuk membawa serta anaknya ke kantor, lebih-lebih jika mendapatkan shift malam. Keputusan membawa si anak menjadi kurang bijak karena akan mengabaikan pola istirahat si anak.
Yang jelas, orangtua yang ingin mengajak anaknya ke tempat kerja perlu mengukur lebih dahulu segi keamanan lingkungan kantornya untuk si anak dan kemampuan si anak sendiri.
Biasanya, tambah Rahmitha, anak usia kelas 2 SD ke atas sudah bisa diajarkan kemandirian, selain sudah tahu batasan-batasan, antara mana yang boleh dan mana yang tidak.
Bagi orangtua pekerja yang tidak mempunyai banyak waktu dengan si anak dan khawatir terjadi apa-apa dengan si anak, sebaiknya menitipkannya ke kerabat atau tempat penitipan anak. Jika ada, yang paling dekat dengan kantor.
Meski belum terlalu banyak, di Indonesia sudah ada beberapa tempat penitipan anak (TPA) yang representatif.
Menurut Rahmitha, beberapa manfaat yang diperoleh dari TPA, selain itu merasa lebih tenang bekerja, di waktu istirahat orangtua bisa menjenguk si anak. Dengan demikian, kedekatan psikologis antara ana dan orangtua tetap terjaga dengan baik.
Artikel ini pernah ditulis di Intisari edisi Kumpulan Artikel Psikologi Anak 3 oleh Santi Hartono dengan judul “Ngapain Aja Sih Ibu di Kantor?”
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR