Intisari-Online.com - Sering kali kita merasa nyaman dengan hanya bertahan dalam sebuah posisi. Alih-alih bisa berkembang, tipe orang seperti ini akan selalu berada dalam kondisi terpuruk. Padahal, dalam bukunya The Resiliency Advantage, Al Siebert menulis:
“...orang yang tangguh adalah orang yang fleksibel, mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, berkembang dalam perubahan yang konstan. Yang terpenting, orang-orang model ini mempunyai upaya untuk bangkit kembali (setelah terpuruk) dan yakin dapat melakukannya. Mereka percaya bisa menciptakan keberuntungan di tengah orang-orang yang bernasib buruk.”
Orang yang berkarakter bertahan (saja), cenderung sulit bangkit ketika sedang terjungkal.
Kate Bartolotta, pendiri Be You Media Grup, menulis dalam blog khusus Huffington Post: kita cenderung tidak bisa mengubah kepribadian bawaan, kita tidak bisa mengubah cara orangtua mengasuh kita, maka, masuk akal rasanya jika kita ingin melakukan segalanya atas dasar kekuatan diri kita sendiri untuk tidak hanya sekedar bertahan, tapi berkembang.
Kate juga membuat daftar beberapa kebiasaan yang bisa digunakan untuk menjembatani upaya bangun alih-alih merangkak kembali ke dalam selimut.
Koneksi yang baik akan membantuk kita ketika berada dalam masa-masa yang sulit, apalagi jika kita termasuk golongan manusia introvert. Seperti halnya tubuh, jaringan yang bagus serupa otot dan tulang yang terus membantu tubuh untuk tetap kokoh dan berfungsi sebagai mana mestinya.
Otak kita memiliki daerah yang disebut “jaringan modus default”. Kita berada dalam posisi ini ketika kita bingun soal masa depan. Selalu berusaha mengoreksi diri akan membuat kita relatif lebih bahagia. Melakukan meditasi sepertinya bisa menjadi satu solusi baik.
Studi mengatakan, orang dengan tingkat spiritual bagus, baik untuk kondisi fisik maupun emosional. Tidak harus pergi ke masjid atau gereja, bertindak positif bisa dengan berbuat baik kepada orang lain.
Penilitian terbaru menunjukkan, berlatih kebaikan, meski kecil, mampu meningkatkan kadar neurotransmiter serotonin dalam tubuh serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Jika kita bisa memupuk kebiasaan yang menciptakan ketahanan selama masa stres, kita akan memiliki kesempatan lebih besar untuk bangkit saat berhadapan dengan masa sulit yang lain.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR